Pjs Bupati Kampanyekan Kedisiplinan Berlalu Lintas Remaja

Pjs Bupati Jombang Setiajit SH MM saat diwawancarai sejumlah wartawan usai Gelar Pasukan Operasi Keselamatan Zebra 2018 di Lapangan Mapolres Jombang, Kamis (01/03). [Arif Yulianto]

Jombang, Bhirawa
Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Jombang, Setiajit SH MM mengingatkan kepada orang tua di Jombang agar mewaspadai anak-anaknya yang masih berusia di bawah 17 tahun untuk tidak berkendara dengan menggunakan kendaraan bermotor di jalan raya (umum).
“Yang mengakibatkan kecelakaan-kecelakaan lalu lintas itu kan di mulai dari pelanggaran-pelanggaran, misalnya melawan arus, anak belum cukup umur sudah mengendarai (kendaraan bermotor), mereka tidak memiliki SIM dan lain sebagainya, itu sebenarnya tidak boleh di lakukan oleh masyarakat kita,” papar Setiajit kepada sejumlah wartawan usai memimpin upacara Gelar Pasukan Operasi Keselamatan Semeru 2018 di lapangan Mapolres Jombang, Kamis pagi (01/03).
Di tandaskan oleh Setiajit, efek dari kecelakaan lalu lintas tidak hanya kerugian nyawa atau fisik, namun juga kerugian harta. Demikian pula dengan penyebab kejadian, lebih banyak di akibatkan karena ketidakdisiplinan pengguna jalan.
“Kemudian orang lain yang disiplin juga bisa ikut terlibat dalam kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu pembudayaan tertib lalu lintas harus di lakukan secara terus menerus,” tandas Setiajit.
Secara khusus, Setiajit berpesan kepada seluruh masyarakat Jombang, mestinya tidak perlu ada operasi lalu lintas manakala masyarakat sudah tertib. Oleh karenanya, masyarakat wajib mengikuti instruksi yang di berikan oleh kepolisian dan pemerintah.
“Jadi masyarakat tidak boleh seenaknya, tidak memakai helm, apalagi anak-anak yang belum cukup umur, saya kira orang tuanya harus waspada. Sekali lagi, orang tua yang masih punya anak-anak yang masih sekolah dan di bawah usia 17 tahun sebenarnya tidak boleh mengijinkan anaknya untuk berkendara di jalan umum;” jelasnya.
Sementara itu Kasatlantas Polres Jombang, AKP Inggal Widya Perdana menjelaskan, Operasi keselamatan tersebut dulunya adalah operasi simpatik. Sehingga sandi operasi di ganti dengan istilah keselamatan sesuai dengan arahan Kaorlantas Mabes Polri, dengan semangat mengajak masyarakat (pengendara) agar selamat di jalan.
“Oleh karenanya, operasi ini di tekankan pada kegiatan pre entif dan preventif, yang represif berupa penindakan Gakkum itu untuk pelanggaran yang berpotensi terjadinya laka lantas,” jelas Inggal.
Rencananya, operasi ini akan dilakukan secara menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pelajar, swasta, orang tua, komunitas, untuk menggalakkan bagaimana cara selamat di jalan, dengan cara-cara yang bisa di terima oleh masyarakat.
“Seperti dengan video, dengan cara kuis ke sekolah-sekolah, lomba-lomba. Kita ingin mengajak masyarakat, menggugah mereka agar tahu caranya selamat di jalan,” terangnya.
Dijadwalkan, operasi ini akan digelar efektif selama 21 hari, mulai tanggal 5 hingga 25 Maret 2018. Namun untuk gelar pasukan serentak akan di gelar pada tanggal 1 Maret 2018. [rif]

Tags: