PJT Ingatkan Warga Sadar Lingkungan

Kepala Divisi Jasa ASA II PJT I, M Taufiqurrahman memotong tumpeng sekaligus memberikan pada Direktur Konsorsium Lingkungan Hidup, Imam Rochani kegiatan ruwatan Kali Surabaya yang berlangsung ke tiga kalinya dalam memperingati Hari Air se Dunia.

Kepala Divisi Jasa ASA II PJT I, M Taufiqurrahman memotong tumpeng sekaligus memberikan pada Direktur Konsorsium Lingkungan Hidup, Imam Rochani kegiatan ruwatan Kali Surabaya yang berlangsung ke tiga kalinya dalam memperingati Hari Air se Dunia.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Pencemaran Kali Surabaya masih saja terus terjadi. Bahkan sampai saat ini limbah rumah tangga atau dikenal dengan limbah domestik masih menduduki peringkat tertinggi  bahan pencemar dibandingkan limbah industri.
Kepala Divisi Jasa ASA II PJT I, M Taufiqurrahman  mengatakan, limbah industri biasanya memang diketahui banyak juga dilakukan pada musim penghujan. Pasalnya, pada musim penghujan, debit air sungai meninggi dibandingkan musim kemarau.
“Saya imbau warga masyarakat agar lebih sadar terhadap lingkungan terutama di sepanjang aliran sungai. Mengingat air begitu penting untuk kehidupan bersama,” katanya, Selasa (2/3), usai ruwatan Kali Surabaya yang berlangsung ke tiga kalinya ini.
Dikatakan Taufiqurrahman, kondisi air di Kali Surabaya memang ada perubahan dari tahun ke tahunnya. Hal ini tidak terlepas juga dari aktifnya gerak LSM lingkungan seperti Konsorsium Lingkungan Hidup dan ECOTON yang selalu besama dengan instansi dan aparat pemerintah terkait untuk terus melangsungkan pengawasan kualitas air Kali Surabaya.
Bahkan, kondisi Kali Surabaya saat ini sebenarnya sudah baik jika dibandingkan tahun 2000 dimana saat itu hanya ikan sakarmud atau pembersih kaca saja yang bisa hidup. “Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, saat ini kondisi Kali Surabaya sudah mulai membaik, ikan-ikan khas Kali Surabaya seperti Rengkik, Jendil dan Keting yang sempat menghilang, saat ini juga sudah mulai gampang ditemukan di Kali Surabaya,” katanya.
Selain itu, di hilir Kali Surabaya saat ini juga sudah mulai banyak burung kuntul pencari ikan. Para pencari cacing merah saat ini juga sudah mulai kesulitan untuk berburu cacing karena semakin membaiknya kualitas Kali Surabaya.
Sebelumnya Direktur Konsorsium Lingkungan Hidup, Imam Rochani mengatakan, Ruwatan Kali Surabaya digelar dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia. “Prosesi ruwatan kita lakukan dengan memanjatkan doa bersama lalu dilakukan bancakan (hajatan, red) dengan potong tumpeng di pinggir Kali Surabaya,” kata Imam.
Selain itu dilakukan pula penebaran bibit ikan jenis Bader sebanyak 50 ribu ekor. Prosesi pelepasan bibit dilakukan di dermaga kantor Perum Jasa Tirta I Gunungsari dan juga di sekitar Kali Surabaya sisi hilir.
Mengenai tingkat pencemaran di Kali Surabaya, kata Imam, saat ini sudah mulai berkurang. “Limbah dari industri sudah tidak terlalu besar mencemari sungai. Yang terbesar itu limbah domestik atau limbah rumah tangga. Ini seharusnya yang menjadi perhatian pemerintah, dalam hal ini Pemprov Jawa Timur,” ujarnya.
Untuk menekan pencemaran di Kali Surabaya yang merupakan sisi hilir DAS Brantas tersebut, diperlukan kebijakan pemerintah dengan membangun IPAL (instalasi pengolahan air limbah) domestik. “Untuk mengurangi beban pencemaran, maka limbah cair dari rumah tangga harus diolah dulu di IPAL komunal. Setelah memenuhi baku mutu baru dilepas ke sungai,” ujarnya. [rac]

Rate this article!
Tags: