Plafon SDN Sumberpoh Kabupaten Probolinggo Ambruk

Plafon SDN Sumberpoh yang ambruk. [wiwit agus pribadi]

Dewan Minta Kosongkan Bangunan Sekolah Tua
Probolinggo, Bhirawa
Insiden atap sekolah ambruk kembali terjadi. Belum hilang dalam ingatan, kengerian ambruknya SDN Gentong yang menelan dua korban jiwa Selasa lalu, insiden serupa terjadi di Kabupaten Probolinggo. Rabu dini hari (13/11), atap SDN Sumberpoh Maron, Kecamatan Maron ambruk. Meski tak ada korban jiwa, dewan meminta dikosongkan bangunan tua.
Polres Probolinggo langsung melakukan olah TKP. Ambruknya atap yang terjadi sekitar pukul 01.00 dini hari. Pertama kali diketahui penjaga kebersihan sekolah setempat saat hendak membersihkan ruang kelas pagi hari. Kepala SDN Sumberpoh, Endang Yuliati, Kamis (14/11) mengatakan, ruang kelas III yang ambruk itu sejak dua minggu terakhir memang sudah tak digunakan lagi.
“Ruang ini sudah tidak digunakan, karena kondisi plafon sudah rapuh dan berbahaya bagi siswa. Agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar, maka dilakukan penggabungan kelas. Sementara kelas III digabung dengan kelas II yang ruangannya bersebelahan,” terangnya.
Hal itu akan terus dilakukan sampai ada renovasi dari pihak Dinas Pendidikan. Semoga cepat direnovasi agar keselamatan lebih terjamin dan belajar mengajar lebih nyaman.
DPRD Kabupaten Probolinggo meminta agar Dinas Pendidikan (Dispendik) setempat mengantisipasi ambruknya plafon ruang kelas di sekolah lain di kabupaten. Caranya, sesegera mungkin mengecek kondisi fisik semua sekolah yang usianya sudah tua.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo, Lukman Hakim menegaskan, tujuannya mengetahui ruang kelas yang sudah tua. Selanjutnya, mengosongkan ruang kelas itu, jika kondisinya membahayakan. ”Kami meminta Dispendik segera mengkroscek kondisi fisik bangunan sekolah yang sudah tua di lapangan. Jika ada bangunan yang sudah tua dan membahayakan bagi kelangsungan kegiatan belajar mengajar, lebih baik dikosongkan saja,” katanya.
Jika bangunan tua yang membahayakan digunakan, Lukman khawatir akan ada korban seperti di Pasuruan. ”Beruntung kejadiannya dini hari. Sehingga tak ada korban jiwa. Lukman sendiri langsung datang ke SDN Sumberpoh 5, Desa Sumberpoh, Kecamatan Maron. Lukman datang ke lokasi bersama Jon Junaedi, anggota DPRD dari Fraksi Gerindra. Mereka ke lokasi sekitar pukul 11.00.
Hal yang sama diutarakan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo, Oka Mahendra Jati Kusuma. Oka saat dikonfirmasi, mengaku belum mengetahui tentang ambruknya plafon sebuah ruang kelas di SDN Sumberpoh 5, Desa Sumberpoh, Kecaman Maron. Namun, jika memang benar, pihak terkait harus segera mengambil tindakan. ”Saya baru mengetahui dari teman-teman media. Tetapi, kalau itu terjadi, dinas harus segera melakukan tindakan,” ungkapnya.
Kasat Reskrim Polres Probolinggo, AKP Rizki Santoso menegaskan, hal serupa. Menurutnya, hasil identifikasi menyebutkan, kayu plafon usianya cukup tua dan rapuh. Sehingga, tidak kuat menahan beban plafon. Karena itu, plafon akhirnya ambruk.
Berdasarkan hasil olah TKP, ambruknya plafon diduga disebabkan oleh usia bangunan dan kayu yang sudah tua. Dugaan ini menurutnya, sama dengan keterangan pihak sekolah. Menurut pihak sekolah, kelas yang plafonnya ambruk itu adalah bangunan tahun 1986. Pihak sekolah pun sudah mengajukan perbaikan ke pemerintah daerah.
Menurutnya, ruang kelas yang plafonnya ambruk itu, tak lagi digunakan selama beberapa minggu terakhir. Kasat Reskrim memastikan, tidak ada dugaan tindak pidana dalam kasus ini. Meski demikian, pihaknya tetap akan memanggil pihak sekolah untuk dimintai keterangan.
Kadispendik Kabupaten Probolinggo, Dewi Korina, anggaran tahun ini yang digelontorkan untuk Sekolah Dasar (SD) cukup besar. Sedikitnya Rp17 miliar disiapkan. Dana itu nantinya dibagi menjadi dua yaitu untuk kelengkapan fasilitas di sekolah dan rehab bangunan ruang kelas.
Tahun ini merupakan tahun infrastruktur. Sehingga, anggaran yang dikeluarkan untuk proses perbaikan bangunan sekolah cukup besar. Termasuk untuk SD. Dananya terbagi menjadi dua. Untuk yang perlengakapan fasilitas ada sekitar Rp2,2 miliar dan untuk rehab ruang kelas ada sekitar Rp15,490 miliar.
Fasilitas apa saja yang akan dibeli dengan menggunakan dana itu. Untuk kelengkapan fasilitas yaitu berupa pembelian mebeler berupa almari, kursi dan lainnya. Itu semua di gunakan untuk kepentingan belajar mengajar. Untuk almari bisa digunakan menyimpan berkas sekolah dan lainnya. Sedangkan untuk kursi itu digunakan kegiatan belajar mengajar. Jadi semuanya termanfaatkan dengan baik. Sedangkan untuk rehab bangunan ada sekitar 145 unit. [wap]

Tags: