Pleno Muktamar NU Putuskan 9 Nama Ahwa

Sidang Pleno menentukan Sembilan nama Ahwa yang akan memilih Rois PBNU periode 2015-2020 mendatang.

Sidang Pleno menentukan Sembilan nama Ahwa yang akan memilih Rois PBNU periode 2015-2020 mendatang.

Jombang, Bhirawa
Sembilan nama Kyai sepuh terpilih menjadi anggota Ahlul hallli Wal Ahdi (Ahwa), dari 9 orang itu dua diantaranya adalah ulama asal Jawa Timur, yakni KH Nawawi Abdul Jalil dan KH Subadar. Mereka yang akan menentukan atau memilih Rois Am PBNU periode 2015-2020 mendatang.
Dalam sidang pleno yang dipimpin Profesor Ahmad Muzakky dari perwakilan PW Jawa Timur didampingi Dr Aminullah Hamid dari PW Jambi dan H Lalu W Yunus dari NTB. Kemudian KH Yahya Stakuf membacakan hasil perangkinan dari usulan PC NU dan PW NU.
“Sebelumnya yang masuk usulan ada sekitar 115 kyai yang masuk, setelah ditabulasi atau rangking, muncul 9 nama itu,” ujar KH Yahya Stakuf, sekretaris SC Panitia Muktamar ke 33 NU usai membacakan sembilan nama Ahwa pada rapat pleno di alun alun Jombang, Rabu (5/9).
Sembilan nama Ahwa itu di antaranya adalah, KH Makruf Amin (333) Jakarta, KH Nawawi Abdul Jalil (302) Pasuruan Jatim, TGH Turmudzi Badruddin (298) NTB, KH Kholilul Rahman (273) Martapura, Kalsel, KH Dimyati Rais (236) Jateng, Ali Akbar Marbun (186) Sumatra Utara, KH Makhtum Hannan (162) Jabar, KH Maemun Zubeir (156) Jateng, dan KH Mas Subadar (135) Pasuruan Jatim,” katanya membacakan.
Ahmad Muzakky melanjutkkan, setelah terpilih nama nama Ahwa ini, maka mereka kan melakukan musyawarah untuk menentukan Rois Am.” Untuk memberikan waktu beliau beliau bermusyawarah maka sidang kita skors sampai pukul 20.00,”ujarnya menutup pelno.
Sebelumnya, PW Jawa Timur, meski menjadi pengawal sistem sistem Ahlul hally Wal Ahdi diminta (Ahwa) dalam Muktamar ke 33 NU di Jombang. Rois Syuriah PW NU Jatim menolak untuk dimasukkan dalam usulan nama nama calon Ahwa.
“Jawa Timur merupakan penggagas sistem Ahwa ini, karenanya saya sendiri tidak etis jika dimasukkan dalam usulan yang kita sodorkan ke panitia,”tutur KH Miftahul Akhyar di Media Center Muktamar ke 33 NU, Rabu (5/8).
Kyai Mif biasa dipanggil mengaku PW NU Jatim sudah menyetor nama nama calon untuk masuk sebagai Ahwa. Para kyai yang diusulkan diantaranya adalah, KH Makruf Amin, KH Nawawi Abdul Jalil, KH Anwar Mansur Kediri, KH Subadar dan KH Ali Mashuri (Gus Ali). “Saya tidak hafal, karena sejak awal untuk ahwa ini kita tidak menyebut nama. Dan baru kemarin kita sodorkan,” imbuhnya mengatakan.
Nama nama kiai yang diusulkan ini, lanjutnya dinilai memiliki kriteria sebagai calon Ahwa, yakni  Faqih atau alim, Muaddin atau mengerti agama, Muharrik mempu mendinamisasi organisasi atau sebagai penggerak organisasi, kemudian memiliki Kharisma dan mutawarrik atau Wira’i. “Wirai ini adalah bukan hanya soal haram yang  tidak mau, subhat saja tidak mau beliau ini. Dan juga tidak wira wiri atau menjadi calo politik,” tandasnya.
Mengapa KH Muhidz Muzadi tidak masuk, Rois PW NU ini mengatakan, sudah meminta izin akan mengusulkan kakak kandung KH hasyim Muzadi ini. Namun yang bersangkutan menolak. “Beliau tidak diusulkan, karenan beliau tidak mau,” jawabnya.
Terkait beberapa pengurus Cabang NU Jawa Timur yang tidak mendukung sistem Ahwa ini KH Miftahul Ahyar meminta maaf kepada seluruh pengurus NU yang sama sama mendorong dan memperjuangkan Ahwa. “Mohon maaf, semuanya. Sebagai penggagas dan pendorong sistem ahwa ternyata jawa timur sendiri ada yang lolos,” ujarnya seraya meminta PCNU patuh terhadap keputusan dan kesepatan bersama. Ada 19 cabang yang tidak mendukung Ahwa. “Di NU itu kan yang diutamakan adalah ketaatan, karenanya kita minta cabang cabang sepaham lah,” tandasnya.
KH Miftahul Akhyar juga meminta kepada panitia untuk benar benar transparan terkait tabulasi nama nama calon ahwa yang diusulkan PW NU dan PC NU.” Janjinya panitia akan transparan soal tabulasi nama nama calon Ahwa, kita harapkan mereka betul betul transparan,” pungkasnya.
Hingga berita ini ditulis, beberpa nama yang muncul menjadi calon Rois Am adalah, KH Mustofa Bisri atau Gus Mus Plt Rois Am, KH Wasyim Muzadi mantan ketua PBNU, dan KH Muhidz Muzadi Jember dan KH Maimun Zubaer Jawa Tengah. [rur]

Tags: