Plt Bupati Nur Ahmad Syaifudin Segera Evaluasi PSBB di Kabupaten Sidoarjo

Salah satu titik cek point PSBB di wilayah Kab Sidoarjo. [alikus/Bhirawa].

(Petugas PSBB Sempat Larang Perawat Saat Pulang Kerja Malam)
Sidoarjo, Bhirawa
Plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifudin, menegaskan akan secepatnya melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan jam malam, saat peberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB) di wilayah Kabupaten Sidoarjo, yang tujuannya untuk memutus mata rantai Covid-19.
Evaluasi PSBB tersebut salah satunya setelah mendapatkan laporan, seorang perawat yang bekerja di salah satu9 RS Surabaya, saat malam pulang kerja ke rumahnya di kawasan Candi, Sidoarjo, dicegat petugas PSBB di kawasan jalan layang Jenggolo, Sidoarjo kota, dan diminta lewat jalan lingkar timur Sidoarjo.
Yang banyak membuat orang merasa iba, saat kejadian itu berlangsung bensin motor yang dikendarai perawat tersebut, isinya sedang menipis. Dan dirinya sebagai seorang perempuan, tidak berani lewat jalan lingkar timur Sidoarjo yang sepi dan sering terjadi aksi kejahatan.
“Akan kita evaluasi, mana yang sudah berjalan baik dan mana yang masih kurang baik,” komentar Nur Ahmad Syaifudin, belum lama ini.
Menurut Wabup Sidoarjo tersebut, meski ada penerapan jam malam PSBB, namun jangan sampai menyusahkan dan merugikan masyarakat . Di wilayah Sidoarjo, jam malam PSBB dimulai pada pukul 21.00 sampai pukul 04.00 WIB.
Meski ada jam malam PSBB, kata Nur Ahmad, petugas harus tetap bijaksana, cermat dan melihat keadaan , dalam menilai orang yang lewat. Apabila memang masyarakat yang lewat saat jam malam PSBB itu, karena keperluan urgent atau membawa surat tugas dari lembaganya, mereka masih bisa lewat.
“Akan kita evaluasi mana yang masih kurang, supaya PSBB di Sidoarjo tidak sampai merugikan masyarakat,” tutupnya.
Sebagaimana diketahui, Ike, seorang perawat di RS Surabaya, mengadu sambil menangis karena saat pulang kerja malam ke rumahnya di kawasan Candi, oleh petugas PSBB yang berada di titik cek point layang Jenggolo, dicegat petugas dan diminta lewat jalan lingkar timur Sidoarjo.
Dirinya sudah memelas kepada petugas agar bisa masuk, selain tidak berani lewat jalan lingkar timur yang sepi dan terkenal banyak aksi kejahatan, juga saat itu bensin dalam tangki motornya isinya sedang menipis.
“Saya sudah menunjukkan ID Card sebagai perawat, tapi tetap tidak digubris sama petugas, saya sampai nelongso, saya kalau tidak karena tugas kerja, saya sih ingin di rumah saja kalau ada jam malam PSBB, tetapi saya pulang malam ini habis tugas kerja,” katanya terisak-isak.
Kejadian serupa juga dialami seorang wartawan Harian Bhirawa ketika akan pulang ke rumahnya di Kota Sidoarjo,
saat pulang malam dari kantornya di kawasan jalan Indragiri 73 Surabaya.
Ketika berada di titik cek point PSBB di pertigaan Maspion 2 Buduran, dirinya diminta petugas supaya lewat jalan lingkar timur Sidoarjo.
Ia akhirnya lewat jalan lingkar timur dengan hati was-was karena disana sering terjadi aksi kejahatan. Apesnya masih bertambah, sebab saat mau masuk ke desa-desa dipinggir jalan lingkar timur, banyak desa-desa yang memportal jalan masuk desa. (kus)

Tags: