Plt Bupati Timbul Lantik dan Pengambilan Sumpah Janji 420 PNS

Plt Bupati Timbul pimpin pelantikan dan pengambilan sumpah janji 420 PNS. [wiwit agus pribadi/bhirawa]

17 Tahun Bertahan Sebagai GTT, Wujudkan Harapan Orang Tua

Pemkab Probolinggo, Bhirawa.
Plt Bupati Probolinggo, Timbul Prihanjoko memimpin pelantikan dan pengambilan sumpah/janji 420 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Formasi 2018 dan 2019 di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo, di Auditorium Madakaripura Kantor Bupati Probolinggo di Kraksaan.

Pelantikan dan pengambilan sumpah/janji yang diikuti oleh 28 orang PNS formasi tahun 2018 dan 392 orang PNS formasi tahun 2019 ini dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo Andi Suryanto Wibowo, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo H. Soeparwiyono dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Probolinggo.

Kegiatan ini ditandai dengan penandatanganan berita acara pengambilan sumpah/janji PNS secara simbolis mewakili agama Islam dr. Rizki Nur Fitria, agama Kristen Aditya Marten Yuswanto dan agama Hindu Gresscaridhi Suharno didampingi saksi Asisten Administrasi Umum Sekretris Daerah Kabupaten Probolinggo Nanang Trijoko Suhartono dan Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Kabupaten Probolinggo Budi Purwanto.

Dalam sambutannya Plt Bupati Probolinggo Drs. HA. Timbul Prihanjoko mengatakan momentum pelantikan dan pengambilan sumpah/janji PNS ini tentunya menjadi kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi PNS.

“Untuk sampai di titik ini bukanlah hal yang mudah. Untuk itu, syukuri apa yang sudah saudara capai saat ini dan wujudkan rasa syukur itu dalam bentuk semangat tinggi dan kinerja yang berkualitas,” katanya.

Plt Bupati Timbul meminta PNS yang telah diambil sumpah dan janjinya agar benar-benar menghayati isi sumpah/janji itu dalam setiap tugas sebagai PNS. Sumpah/janji yang telah diucapkan pada hakekatnya merupakan kesanggupan terhadap negara dan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai aparatur pemerintah.

“Kedepankan etika moral, kejujuran, keikhlasan dan rasa tanggung jawab. Jadilah sosok positif, bisa menjadi teladan bagi lingkungan kerja dan lingkungan sekitar. Ingat, yang dibutuhkan bukan hanya PNS yang cerdas, tapi juga berakhlakul karimah,” jelasnya.

Menurut Plt Bupati Timbul, akhir-akhir ini pasti mendengar fenomena tentang PNS/CPNS baru yang ramai-ramai mengundurkan diri dengan beragam alasan dan beritanya dapat dijumpai di berbagai media. Harapannya hal itu tidak terjadi di Kabupaten Probolinggo.

“Ingat, saudara-saudara berada disini atas pilihan saudara sendiri. Banyak sekali masyarakat di luar sana yang bercita-cita berada disini. Namun saudara berupaya, berjuang untuk bisa berada di titik ini, menjadi yang terpilih. Saya minta, komitmen itu harus tetap dipegang teguh dalam menjalankan kewajiban sebagai PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Probolinggo,” terangnya.

Plt Bupati Timbul meminta agar menjadikan pengabdian ini sebagai ladang amal ibadah. Yakinlah bahwa usaha yang dilakukan akan berdampak selaras dengan peningkatan kesejahteraan, peningkatan kompetensi maupun kariernya.

“Tentunya semua itu dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Tak lupa komunikasi dan konsultasi dengan pimpinan, agar pimpinan mengetahui kesulitan yang saudara hadapi dalam melaksanakan tugas dan dapat memberikan solusi,” ujarnya.

Kepada para Kepala Perangkat Daerah, Plt Bupati Timbul menghimbau untuk menempatkan PNS sesuai formasi yang telah ditetapkan agar dalam pengurusan administrasi kepegawaian sesuai dengan aturan sehingga tidak terjadi kendala di kemudian hari.

“Seperti sudah menjadi kebiasaan, ketika ada pegawai baru dan berpotensi, sering terjadi penugasan di luar beban kerja, semuanya diberikan. Tentunya akan berdampak buruk, selain dari segi psikologis, juga bagi distribusi dan pencapaian target kinerja. Berikan tugas sesuai dengan proporsi yang telah ditetapkan sesuai dengan fungsi utama,” tegasnya.

Plt Bupati Timbul menambahkan pemberian tugas sesuai proporsi diharapkan dapat memacu pelaksanaan tugas dengan baik, yang akan berdampak pada terpenuhinya kinerja secara tepat, sehingga proses kerja organisasi dapat berjalan dengan optimal.

“Untuk itu, saudara-saudara yang baru saja diambil sumpah/janjinya sebagai PNS bisa segera memahami dan mengimplementasikan reformasi birokrasi dimanapun saudara bertugas dengan tetap berpedoman pada core values/nilai dasar ASN berakhlak dan employee branding bangga melayani bangsa,” tuturnya.

Salah satu kisah perjuangan untuk sampai pada titik ini diungkap oleh Aprilina Widyastuti Ariffin (37), PNS guru pada SDN Tanjungsari Kecamatan Krejengan. Selama 17 tahun lamanya alumni Universitas Terbuka Malang ini mengabdi sebagai guru dan harus ikhlas menerima gaji Rp 300 ribu per bulan dengan status Guru Tidak Tetap (GTT).

Hampir tak terhitung berapa kali kegagalan yang ia alami saat mengikuti tes CPNS sebelum-sebelumnya. Berbekal semangat tak kenal lelah dan cita-cita untuk meneruskan perjuangan mendiang ibunya yang juga sebagai tenaga pendidik membuatnya tak patah arang.

Dan benar saja, saat mengikuti tes CPNS tahun 2019 yang lalu rupanya takdir Allah berkehendak lain. Ibarat ronde terakhir pada pertandingan tinju, Wida sapaan akrab ibu dengan tiga anak ini, saat itu usianya hampir melewati batas usia maksimal persyaratan untuk mendaftar CPNS.

Diakuinya motivasi keberhasilan terbesarnya adalah semangat dari mendiang ibu dan juga anak-anaknya. Motivasi dan restu terakhir dari ibunya adalah ketika Wida berangkat menjalani tes SKB, karena tiga hari kemudian ibunya wafat karena sakit, tambahnya. [wap.dre]

Tags: