Plt Dirut RSSA Sebut Penyebab Kematian Karena Penonton Berdesakan

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta saat menjenguk kondisi korban di RS Saiful Anwar (RSSA) Malang, Minggu (2/10). Kemudian Gubernur Khofifah juga takziah ke rumah duka korban meninggal dunia.

Biaya Perawatan Korban Luka dan Meninggal Ditanggung Pemerintah
Pemprov, Bhirawa
Tragedi memilukan yang terjadi usai laga Arema FC lawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10) malam menyita perhatian semua pihak. Tak terkecuali Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang langsung bergerak melakukan koordinasi dengan berbagai pihak di Malang, Minggu (2/10) pagi.
Khofifah langsung menemui sejumlah suporter yang tengah dirawat di RS Saiful Anwar (RSSA) Malang. Kepada para korban, Gubernur Khofifah memberikan suntikan motivasi agar mereka lekas pulih seperti sedia kala. Pihak rumah sakit (RS) dan seluruh stake holder pemerintah akan terus berupaya maksimal memberikan pelayanan kepada para korban baik yang mengalami luka-luka maupun meninggal dunia.
Khofifah pun memastikan, seluruh biaya perawatan akan ditanggung oleh pemerintah. Bagi pasien yang sedang ditangani di RSSA maka masuk dalam tanggungan Pemprov Jatim. Sementara warga Malang yang dirawat di RS pemerintah daerah maupun RS di wilayah kabupaten/ kota Malang maka dalam tanggungan Pemkab dan Pemkot Malang.
“Koordinasi bersama Forkopimda Jatim, baik antara Gubernur, Pangdam, Kapolda, Ketua DPRD, bupati/ wali kota telah dilakukan. Saya rasa kalau dibarengi dengan koordinasi yang cepat antar rumah sakit di Malang akan tertangani dengan cepat,” ujar Khofifah.
Sebelumnya, lanjut Khofifah, pihak RS di Malang juga menggelar rapat zoom untuk mencari solusi bagi korban yang perlu dirujuk untuk mendapatkan tindakan tertentu. Maka telah ditetapkan untuk tindakan yang relatif berat bisa dirujuk ke RS Saiful Anwar.
Kemudian rujukan bagi jenazah yang belum teridentifikasi diputuskan dibawa ke RS Kanjuruhan dan RS Saiful Anwar. Hinggga pukul 09.30, sudah ada 17 jenazah di RS Saiful Anwar yang telah menjalani proses identifikasi. Tapi masih perlu cocok-cocokan dengan keluarga masing-masing.
Jika selesai pencocokan, berikutnya proses pengiriman jenazah yang sedapat mungkin dapat dimaksimalkan dari RS Saiful Anwar. Termasuk perawatan jenazah, yakni pemandian hingga disalatkan di rumah sakit. Karena disini juga ada masjid. Jika nanti disalatkan kembali di tempat masing-masing juga silahkan. “Tapi bahwa, kita berharap pada saat pulang dari RS Saiful Anwar, jenazah dalam kondisi sudah dimandikan dan disalatkan,” ujar Khofifah.
Lebih lanjut Khofifah menuturkan, Pemprov bersama bupati/ wali kota akan memberikan santunan bagi korban meninggal maupun luka-luka. Bagi korban meninggal akan diberikan santunan senilai Rp 10 juta dan korban luka diberikan santunan Rp 5 juta.
Atas tragedi ini, Gubernur Khofifah menyesalkan terjadinya insiden yang menewaskan 125 suporter (data per 09.30 WIB). “Peristiwa ini harus menjadi pembelajaran dan pendewasaan kita bersama, seluruh insan olahraga dan pecinta sepakbola Indonesia agar menjunjung tinggi sportivitas dalam setiap pertandingan,” ungkap Khofifah.
Khofifah menyebut insiden Kanjuruhan, tidak hanya menjadi duka Jatim, namun juga duka Indonesia dan duka dunia olah raga. Khofifah pun berharap kejadian ini tidak terulang di masa yang akan datang. “Jangan sampai kejadian ini terulang dikemudian hari,” tegasnya.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Timur, kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada seluruh korban dan keluarga. Semoga amal ibadah seluruh korban diterima oleh Allah SWT dan keluarga korban diberikan ketabahan dan keikhlasan. Yang dirawat di rumah sakit semoga lekas sembuh. Aamiin YRA,” sambung dia.
Bupati Malang HM Sanusi, selain ikut mengucapkan belasungkawa juga mengratiskan biaya pengobatan, bagi korban yang meninggal dunia maupun korban luka-luka. “Kami turut berbelasungkawa dan berduka cita atas meninggalnya suporter Aremania usai pertandingan sepakbola antara Arema FC melawan Persebaya, di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, pada Sabtu (1/10) malam kemarin,” ujar Sanusi, Minggu (2/10), kepada wartawan.
Sanusi menegaskan, bagi suporter Aremania yang kini dalam perawatan rumah sakit, seluruh biaya pengobatan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang. Sedangkan dalam perawatan rumah sakit, tidak melihat identitas, karena sebagian ada yang tidak membawa identitas. “Jadi saya perintahkan semua rumah sakit untuk merawat korban yang dirawat. Yang mana semua biaya pengobatan ditanggung Pemkab Malang,” ucapnya.
Sementara itu, Plt Dirut RSSA dr Kohar Hari Santoso menambahkan, pada Minggu pagi hingga pukul 09.30, jumlah korban luka yang dirawat di IGD RSSA sebanyak 18 orang. Rinciannya 8 orang luka berat, 4 orang luka ringan, 6 luka sedang.
“Penyebab kematian, rata-rata karena berdesakan sehingga terdapat trauma di kepala atau seperti ditekan dadanya. Sebelumnya juga ada 17 jenazah yang belum teridentifikasi, dan langsung diidentifikasi oleh tim RSSA,” pungkas Kohar. [tam.cyn.wwn]

Tags: