Plt Wali Kota Malang Imbau Camat-Lurah Jadi Marketing di Rakernas Apeksi

Sutaiji dan isteri saat hadir di jamuan Apeksi

Kota Malang, Bhirawa
Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI), dibuka secara resmi oleh Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri RI, “Soni” Sumarsono, di Kayan Multifunction Hall Hotel Tarakan Plaza 25/7 kemarin menjadi ajanh promosi bagi Kota Malang. Karena pada kesempatan tersebut hadir 97 Walikota lainnya.
Sutiaji Plt. Wali Kota Malang, meminta kepada camat dan lurah untuk berperan sebagai agen pemasaran untuk kota Malang. Ini sangat penting untuk lebih mengenalkan kota Malang, kepada masyarakat seluruh Indonesia.
Plt. Walikota Malang, lSutiaji mengajak serta Camat dan Lurah Se Kota Malang untuk ikut menjadi delegasi pada event tersebut. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah di wilayah kelurahannya kepada Pemerintah Kota lainnya yang juga hadir di event tersebut.
Kepada jajaran perangkat wilayah, Sutiaji juga menyampaikan beberapa point penting yang menjadi fokus utama pembahasan pada pertemuannya dengan Presiden RI, Joko Widodo di Istana Bogor hari Senin lalu. Salah satunya adalah usulan adanya dana kelurahan, karena selama ini hanya desa yang memdapatkan dana hibah untuk digunakan sebagai dana pembangunan.
“Insya Allah di tahun 2019 akan ada dana kelurahan sebesar 1 Milyar Rupiah, namun karena Kelurahan bukan OPD maka pertanggungjawabannya ada di tingkat kecamatan” jelas Sutiaji.
Harapannya, lanjut Sutiaji, masing-masing kelurahan dapat memanfaatkan dana tersebut dengan baik untuk pembangunan di wilayahnya masing-masing. “Peningkatan kualitas pelayanan publik juga menjadi fokus penekanan kami pada Camat dan Lurah se Kota Malang, karena jajaran Camat dan Lurah merupakan perpanjangan tangan pemerintah kota kepada masyarakat” tegasnya. ,
Ditambahkannya, konsep sister city yang dulu lazim dilakukan diantara dua kota dan antar negara, kini sudah dan juga harus bertransformasi menjadi konsep sister city di antara kota kota di Indonesia.
Itu pula yang juga ditekankan Pemerintah Pusat, dengan pergeseran kegiatan studi banding menjadi studi tiru, dalam koridor best practice dan ragam potensi mampu tersebar lebih kuat dan tajam.
Seperti sambutan dan pertemuan dengan warga Arema di Tarakan, Sutiaji juga minta agar mampu jadi inkubator produk produk Malang ke Tarakan.
“Tempe, semisal, ternyata juga diolah warga Malang, tapi belum termaksimalkan sementara peminatnya makin banyak di sini (Tarakan), “ujar Sutiaji.
Ini terobosan program yang masih bisa dieksplore. Pasca rakernas, hasil networking dan koordinasi sesama aparatur, Saya akan tekankan masing masing wilayah mampu membuat mapping produk yang dapat berbagi dengan daerah lain, bersifat mutualisme, saling menguatkan serta membangun kampung kampung Arema di daerah daerah lainnya sebagai inkubator produk produk kota Malang.
Sementara itu, Ketua Apeksi Airin Rahma Diany, mengutarakan, kawasan kota yang relatif memiliki sarana dan infrastruktur yang lebih bagus, sering dihadapkan pada persoalan urbanisasi, penataan dan pengembangan wilayah perbatasan, tumbuhnya banyak pedagang kaki lima serta pemukiman padat, dan persoalan lingkungan seperti banjir, sampah dan limbah industri serta pencemaran udara. Dan realitasnya, kesemua itu tidak bisa lagi ditangani oleh kota itu sendiri, dibutuhkan suatu kerjasama dengan daerah (kota) lainnya. “Ini yang menjadi pilihan tema Rakernas ke-13 Apeksi, membobotkan pada penguatan kerjasama antar daerah, “tegas Airin Rachmi Diany, yang juha Walikota Tangeran Selatan selaku Ketua Dewan Pengurus Apeksi.
Sementara itu, Soni Sumarsono, Dirjen Otda Kemendagri, menegaskan kerjasama antar daerah harus dilakukan. Namun pihaknya tekankan, jangan hanya antar kota karena merasa ikatan kelembagaan, namun juga dikuatkan kerjasama antara kota dengan kabupaten maupun antara kota dengan provinsi.
“Dan hal lain yang saya beri catatan dan apresiasi adalah pelibatan peserta hingga jumlahnya puluhan bahkan ratusan, adalah hal bagus untuk makin menguatkan semangat kebangsaan,”terangnya.
Oleh karenanya, jumlah peserta jangan hanya dilihat semata cost, sekarang kita perlu membangun forum nasionalisme, jadi Pemerintah Pusat, memahami, mensupport pelibatan peserta sebanyak mungkin di acara rakernas.
“Melalui acara seperti ini, daerah (tuan rumah) mendapat multiplier effect di sisi ekonomi, pariwisata dan kepada masyarakat juga dialirkan kekayaan budaya nusantara yang terepresentasikan dari 98 kota yang ada. Jadi kepada Walikota, pada setiap gelaran rakernas jangan segan kirim peserta sebanyak mungkin, “pesan Soni. [mut]

Tags: