PLTS Pertama Indonesia Ada di Lamongan

6-FOTO OPEN yit-plts5Lamongan, Bhirawa
Ke depan, timbunan sampah di Lamongan tampaknya bakal menjadi barang langka. Bahkan diprediksi Lamongan bakal kekurangan sampah. Itu disampaikan Bupati Fadeli saat melihat uji coba pembangkit listrik tenaga sampah (PLTS) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tambakrigadung, Rabu (14/1).
Dia juga berani mengklaim bahwa PLTS yang dimiliki Lamongan itu adalah yang pertama dan satu-satunya di Indonesia. “Sepanjang pengetahuan saya, belum ada tempat lain di Indonesia yang memiliki PLTS. Sehingga Insya Allah PLTS ini adalah satu-satunya di Indonesia,” ujar Fadeli.
Dia melanjutkan, pembangunan PLTS tersebut adalah bagian dari inovasi dan wujud nyata Lamongan sebagai Kota Adipura Kencana. “Lamongan sebagai kota Adipura Kencana yang bersih dan hijau bukan hanya wacana. Pembangunan PLTS ini adalah wujud nyata dan inovasi yang kami ikhtiarkan,” kata dia.
Fadeli bahkan menyebut PLTS itu nantinya memiliki berbagai kegunaan, bukan hanya sebagai penghasil tenaga listrik dari sampah. Namun juga sebagai pembuat pupuk dan bahkan uap hasil pembakarannya bisa digunakan untuk industri tahu tempe dan pemotongan ayam.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Lamongan Sukiman menyebut mesin PLTS itu akan terus disempurnakan. Termasuk dalam waktu dekat untuk memasang inverter, penyimpan daya listrik yang dihasilkan dengan kapasitas 10 ribu KVA.
PLTS itu sendiri memiliki kapasitas mengolah sampah sebesar 4 ton perjam. Diperkirakan, dari 4 ton sampah itu, 2 ton akan menjadi kompos, 1 ton berupa sampah yang masih bisa dijual lagi dan 1 ton lagi akan diolah menjadi listrik.
Setiap harinya, PLTS tersebut akan beroperasi selama 8 jam dengan produksi listrik diperkirakan sebesar 25 KVA. “Listrik produksi ini nantinya selain untuk penerangan di TPA, juga akan dimanfaatkan untuk mengoperasikan mesin pembuat bijih plastik,” kata Sukiman.
Dengan kapasitas produksi itu, dipastikan sampah yang masuk ke TPA sekitar 64 ton setiap harinya akan langsung habis diolah. Bahkan bisa kekurangan bahan baku sampah. “Ke depan, mesin PLTS ini bahkan bakal kekurangan sampah. Sehingga akan mengambil sampah dari seluruh wilayah di Lamongan, bahkan di luar Lamongan, ” katanya.
Lebih penting lagi, lanjut dia, bukan hanya kemampuan PLTS menghasilkan listrik namun fungsi ekologis yang demikian besar dari PLTS tersebut. Dengan adanya PLTS, umur sanitary landfill di TPA bakal lebih panjang dari yang normalnya 8 tahun. Selain itu bakal menjadi solusi efektif bagi permasalahan sampah di Lamongan. [yit]

Keterangan Foto : Menjadi pionir, PLTS di Lamongan ini adalah yang pertama di Indoensia. [suprayitno/bhirawa]

Tags: