PMI Jatim Dihimbau Lebih Proaktif

Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo SH HHum didampingi Ketua Palang Merah Indonesia Provinsi Jatim, H Imam Utomo S beserta jajarannya. [Achmad tauriq/bhirawa]

Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo SH HHum didampingi Ketua Palang Merah Indonesia Provinsi Jatim, H Imam Utomo S beserta jajarannya. [Achmad tauriq/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Terpilihnya kembali Mantan Gubernur Jatim, H Imam Utomo S sebagai Ketua PMI Provinsi Jatim dalam Musyawarah Provinsi XVI PMI Provinsi Jatim 2015, diharapkan peran PMI ke depan jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Menurut Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo SH HHum yang biasa disebut Pakde, Jumat (9/10) lalu di Hotel Utami Sidoarjo mengungkapkan, kepada semua Pengurus PMI baik yang sudah memiliki SK maupun belum tetap harus bisa menjaga dan peduli terhadap setiap kegiatan kemanusiaan dan harus istiqomah.
”Alasan saya seperti ini, karena saya pernah diundang ke Swiss untuk presentasi di kegiatan yang luar biasa di dunia, dimana 14.328 rumah bisa diselesaikan dalam satu bulan pasca bencana Gunung KeludĀ  tim gabungan yang didalamnya ada Tim PMI,” ujarnya.
Pakde mengingat kembali kehebatan PMI saat di Malang, sebab saat malam hari dimana hampir semuanya petugas gabungan sudah mulai mengantuk karena sudah jam 02.00 dini hari tapi petugas PMI tak ada yang mengantuk.
”Karena semangat yang menimbulkan mereka ini tidak mengantuk, banyangkan 14.328 diselesaikan dalam satu bulan oleh 3.828 TNI, 1.892 Kepolisian dan 6 ribu anggota PMI yang digerakkan bersama- sama. Provinsi yang tak meminta sedikitpun bantuan kepada pusat dan satu satunya bencana, dimana kami menolak bantuan dari bencana nasional akhirnya dikembalikan menjadi bencana provinsi,” jelasnya.
Sementara Ketua Palang Merah Indonesia Proviinsi Jatim, H Imam Utomo S mengatakan, peran PMI Provinsi Jatim selama lima tahun ini banyak membantu pemerintah dalam hal penanggulangan bencana, meyiapkan darah, dan membantu mempermudah jalur evakuasi.
Sedangkan terkait RS dr Soetomo yang juga turut membuka unit donor darah seperti milik UDD PMI Kota Surabaya. Menurut Imam Utomo sesuai dengan SK Menteri diperbolehkan, tapi mereka tidak bisa keluar seperti UDD PMI Kota Surabaya.
Selain itu, Imam Utomo juga minta ke RSUD dr Soetomo untuk bisa membeli alat pengolah darah yang sama seperti dimiliki UDD PMI Kota Surabaya. ”Alat itu harus dimiliki RSUD dr Soetomo karena alat itu bisa menjaga kualitas darah,” katanya. [riq]

Rate this article!
Tags: