PMI Jatim Siapkan 13 Tangki Air Bersih

PMI Jatim Siapkan 13 Tangki Air BersihSurabaya, Bhirawa
Mengantisipasi mulai adanya bahaya kekeringan di Jatim yang mengakibatkan kurangnya air bersih, PMI Provinsi Jawa Timur menyiapkan 13 tangki air bersih yang bisa disalurkan ke daerah yang membutuhkan.
Sekretaris Palang Merah Indonesia Provinsi Jawa Timur, Drs Djoni Irianto MMT PhD saat di konfirmasi di ruang kerjanya, Selasa (28/7) kemarin mengungkapkan, sampai dengan hari ini hanya ada lima daerah Kabupaten yang mengajukan bantuan tangki diantaranya Pamekasan, Bondowoso, Bojonegoro, Trenggalek dan Sampang.
“Biasanya ada sekitar 14 sampai 15 daerah Kabupaten yang minta namun sampai saat ini masih ada lima yang mengajukan, tapi nanti di awal Agustus baru permintaan dari 15 daerah tadi langsung melakukan pengajuan bantuan tangki,” jelas Djoni. Selain itu dari lima daerah tersebut masih belum mengajukan secara resmi tapi masih sebatas telepon.
“Kalau surat resminya sudah kami terima, segera akan kami kirim truk tangki yang dibutuhkan. Karena selain truk tangki yang kami persiapkan juga dana operasional yang kami siapkan,” katanya.
Sementara tangki yang sudah siap tiga diantaranya standby di kantor PMI Provinsi Jatim dan 10 tanki bantuan PMI pusat berada di gudang PMI di Gresik. “Sebenarnya di kantor ini tinggal dua tangki karena yang satu sudah kami kirim ke Gunung Raung untuk berjaga-jaga, barangkali nanti dibutuhkan masyarakat sekitarnya,” ujarnya.
Untuk 13 tanki ini diharapkan bisa mengcover 14 sampai 15 daerah tergantung kebutuhan. “Kalau di satu daerah sudah terpenuhi mereka akan geser ke daerah yang lain. Dan biasanya untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah membutuhkan sekitar dua minggu hingga satu bulan,” tutur Djoni.
Namun PMI Jatim juga mensiapkan tiga water bladder atau penampung air dari karet,berkapasitas 5 ribu liter apabila kondisinya darurat. “Water bladder ini bisa dipasang di daerah yang benar-benar membutuhkan dan sifatnya sangat mendesak, jadi alat itu bisa dipasang dan dibongkar sewaktu-waktu,” ucapnya.
Sedangkan untuk pembagian tangki air ini tetap menunggu koordinasi dengan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) setempat. “Tetap harus berkoordinasi dengan BPBD untuk pembagian wilayah yang diserahkan ke PMI sehingga tidak terjadi saling tindih dengan BPBD,” tandasnya. [riq]

Tags: