PMI Surabaya Dorong Kecamatan Lebih Kreatif

Kepala UDD PMI Kota Surabaya saat memberikan penghargaan kepada salah satu penggerak sukarela di acara Family Gathering dan Halalbihalal Penggerak Domor Darah Sukarela bersama Unit Tranfusi Darah Kota Surabaya di Bali, Denpasar. [Achmad tauriq/bhirawa]

Kepala UDD PMI Kota Surabaya saat memberikan penghargaan kepada salah satu penggerak sukarela di acara Family Gathering dan Halalbihalal Penggerak Domor Darah Sukarela bersama Unit Tranfusi Darah Kota Surabaya di Bali, Denpasar. [Achmad tauriq/bhirawa]

Bali, Bhirawa
Jumlah pendonor di Surabaya saat ini masih urutan ke dua dibandingkan Jakarta meskipun di Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia Kota Surabaya sudah mencapai 350 kantong perharinya dan untuk mengamankan stok darah diharapkan Kecamatan lebih aktif.
Aktif dengan menggelar donor darah secara rutin di wilayahnya supaya bisa menjaring pendonor baru. “Sebenarnya pihak Kecamatan sudah berusaha menjaring pendonor darah baru tapi mungkin masih belum maksimal,” ungkap Kepala UDD PMI Kota Surabaya, Dr Hj Budi Harifah usai menggelar Family Gathering dan Halalbihalal Idul Fitri 1436 H penggerak Donor Darah Sukarela bersama Unit Tranfusi Darah Kota Surabaya di Bali, Denpasar, Minggu (9/8) kemarin.
Dr Budi menambahkan, meskipun sudah ada MoU antara Kecamatan dengan Wali Kota ia tetap berharap pihak Kecamatan bisa rutin menggelar donor darah walaupun peminatnya sedikit kalah dengan instansi swasta.
Sedikitnya peminat donor darah di kecamatan bisa juga karena para pendonor sudah mengikuti di perusahaan masing- masing. “Ya, mungkin pendonor lebih memilih di perusahaan karena ada permintaan dari pimpinan, selain itu juga mungkin mereka lebih senang langsung datang ke kantor Embong Ploso,” ujarnya.
Sedangkan UDD PMI menggelar acara family gathering di Bali, Denpasar ini juga untuk memberika apresiasi pada penggerak sukarela. “kami sangat mengapresiasi kepada para penggerak ini karena sudah membantu UDD PMI dengan menggelar donor darah sehingga bisa membantu memenuhi kebutuhan darah di Surabaya maupun luar Surabaya,” tandasnya.
Sementara terkait dengan banyak jumlah pendonor di instansi juga diakui salah satusatu penggerak sukarela sekaligus karyawan Rumah Sakit Primier Surabaya, Musya yang setiap tiga bulan sekali menggelar donor darah bisa nencapai 75 kantong darah dari 100 lebih pendonor.
“Respon masyarakat bagus terlihat dari mereka saat mendaftar meskipun banyak yang ditolak saat cek darah, tapi kondisi saat ini lebih baik dibandingkan tahun lalu yang hanya mendapatkan sekitar 50 kantong darah,” tutur Musya.
Selain itu dengan digelarnya acara family gathering ini, Musya sangat mengapresiasi kegiatan ini karena bisa berbagi ilmu dengan penggerak yang lebih pengalaman sehingga nantinya bisa diterapkan ditempat kerjanya.
Hal senada juga diucapkan salahsatu jemaat Gereja di Kenjeran Surabaya, FX Sunaryo, bahwa kegiatan seperti ini harus sering diadakan meskipun di Surabaya sebab hal seperti ini bisa menambah para sukarelawan untuk mendinorkan darahnya.
“Beberapa tahun yang lalu kami gelar donor darah, paling banyak mendapatkan 30 kantong darah. Tapi sekarang sudah kebih baik bahkan kami juga menyediakan pengobatan gratis bagi warga sekitar Gereja,” ucapnya. [riq]

Tags: