PMI Surabaya Jaring Pendonor Pemula di Sekolah

Petugas UDD PMI jemput bola di sekolah-sekolah untuk menjaring pendonor pemula. [riq/bhirawa]

Petugas UDD PMI jemput bola di sekolah-sekolah untuk menjaring pendonor pemula. [riq/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Berbeda dengan hari biasanya Unit Donor Darah (UDD) Kota Surabaya, Senin (6/4) mencatat rekor tersendiri dalam sejarah pengumpulan darah dalam sehari.  Melalui program jemput bola di empat titik keramaian, PMI telah mengumpulkan 1.445 kantong darah yang terdiri dari Sel Darah Merah Pekat (PRC) 782 kantong, Thrombosit pekat (TC) 200 kantong dan Darah Lengkap (WB) 463 kantong.
Pengumpulan kali ini ini sangat berbeda bisa mencapai 1.445 kantong di empat titik yakni di Taman Bungkul, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, OCBC NISP dan di kantor UDD Embong Ploso,” ungkap Kepala Humas UDD PMI Kota Surabaya, Agung Trijutanto.
Menurut Agung, program jemput bola memang sering dilakukan  PMI Surabaya untuk menambah kuota stok darah supaya UDD Kota Surabaya tidak kekurangan . Setiap harinya biasanya hanya terkumpul sekitar 500 katong darah saja.
Agung menambahkan, hampir setiap hari tujuh unit mobil transfusi darah standby namun yang keluar kantor sekitar empat sampai lima mobil. Pihaknya juga sangat mengapresiasi kepada masyarakat Surabaya yang sudah mulai sadar berdonor karena yang membutuhkan darah juga masih sangat banyak.
Untuk itu diperlukan banyak penyuluhan baik mulai dari tingkat Kecamatan sampai dengan digelar kegiatan diarea publik, salah satu contohnya beberapa minggu lalu digelar donor darah massal di Taman Bungkul.
“Adanya kegiatan di area publik itu sangat mempengaruhi, buktinya sekali kegiatan bisa mengumpulkan sekitar 300 kantong darah dan pesertanya dari masyarakat umum semuanya,” jelasnya.
Sementara Agung juga berharap adanya donor pemula dari kaum muda seperti anak-anak sekolah dan Universitas. “Kalau pendonor rutinkan sudah jelas dan lama-lamakan mereka juga semakin tua, jadi kita butuh pendonor muda sebagai penerus pendonor rutin ini,” harapnya.
Untuk itu pihaknya sering memberikan penyuluhan dengan mendatangi secara langsung ke sekolah-sekolah dan menanamkan image bahwa dengan berdonor merupakan bentuk sosial membantu masyarakat yang membutuhkan darah dan juga untuk menjaga kesehatan.
“Alhamdulillah, sudah mulai ada peningkatanlah dari anak-anak sekolah ini, mereka sudah mulai peduli tapi kami juga harus pandai mengatur waktu saat menawarkan donor darah ke sekolah dengan menyesuaikan jam sekolah mereka. Bahkan ada beberapa siswa yang ingin menjadi pendonor rutin dengan datang langsung ke kantor untuk melakukan donor darah usai sekolah ,” pungkas Agung. [riq]

Tags: