PMII Sampang Desak Bappeda Tolak AIPD

7-FOTO A lis- Demo PMII di kantor Bappeda Sampang MaduraSampang, Bhirawa
Mahasiswa yang mengatasnamakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Sampang Madura Jawa Timur, kembali melakukan aksi turun jalan ke kantor Bappeda Sampang menuntut tolak kerja sama dengan Australia Indonesia Partnership for Decentralisation (AIPD) karena tidak menguntungkan rakyat Sampang, malah untuk mendukung kegiatan tersebut daerah harus mengeluarkan anggaran APBD Sampang yang per tahun mencapai 100 juta.
Hamid, salah satu orator aksi, terus meneriakkan bahwa anggaran di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) terkait penunjang kegiatan AIPD jelas telah melukai hari rakyat Sampang, bagaimana mungkin miliaran dana yang dimiliki AIPD masih mengambil anggaran APBD Sampang yang per tahunnya mencapai 100 juta.
“Masih banyak kebutuhan rakyat Sampang, yang harus mendapat perhatian serius untuk mengentaskan angka kemiskinan dari pemerintah Sampang, alangkah lebih bijaksananya anggaran untuk menunjang kegiatan AIPD tersebut dialihkan pada program-program rakyat. Jika Bappeda setiap tahun menganggarkan kegiatan pendukung AIPD yang mubadir dan sarat dengan kebocoran, maka tidak ada kata lain, tolak kegiatan AIPD di Kabupaten Sampang,” tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan Syaifullah ketua PMII cabang Sampang. Ia mendesak Bappeda Sampang segera melakukan penolakan kerja sama dengan AIPD karena tidak bermanfaat bagi rakyat Sampang, jika Bappeda tidak memutuskan kerja sama dengan AIPD, maka kami akan terus menyuarakan tuntutan kami hingga Bappeda memenuhi tuntutan kami untuk segera tolak kegiatan AIPD di Kabupaten Sampang.
“Selain Bappeda Sampang sebagai leading sektor menfasilitasi kegiatan AIPD di Kabupaten Sampang, kami juga menuntut DPRD Sampang sebagai peran legislator, bugeting, dan pengawasan, untuk mencoret anggaran pendukun AIPD di Bappeda Kabupaten Sampang, karena anggaran tersebut sudah tidak tepat sasaran dan sarat KKN, berdasarkan data yang kami miliki tahun 2013 Bappeda Sampang mencantumkan anggaran untuk kegiatan AIPD sebesar Rp 100.000.000, tahun 2014 juga menganggarkan untuk kegiatan AIPD sebesar Rp 99.550.000,” tambahnya.
Sementara Hary Soeyanto kepala Bappeda Sampang saat menemui pengunjukrasa, membenarkan jika di tahun 2013-2014 ada dana sharing untuk mendukung kegiatan AIPD di Kabupaten Sampang, dan secara administrasi dan penggunaannya bisa dipertanggungjawabkan.
Saat ditanyai apakah munculnya dana pendukung untuk kegiatan AIPD tersebut berpihak pada rakyat Sampang?, kepala Bappeda hanya berusaha menjelaskan penggunaan secara teknis dan administratif. “Terkait kegiatan AIPD dengan kabupaten Samnpang ini, merupakan MOU Bupati Sampang dengan AIPD mulai tahun 2011-2015 mendatang, saya sebagai kepala Bappeda hanya menlanjutkan kegiatan tersebut,” tambahnya.
Mendengar jawab kepala Bappeda tersebut, dialog antar demostran dan Bappeda terus alot dan tidak ada titik temu, dengan spontan kepala Bappeda langsung meninggalkan demonstran, reaksi tersebut terus menuai kecaman dari mahasiswa yang menilai kepala Bappeda tidak bisa mempertanggungjawabkan pos anggaran penunjang kegiatan AIPD, tidak ada kata lain tolak AIPD di Kabupaten Sampang. [lis]

Keterangan Foto : Aksi mahasiswa di kantor Bappeda Sampang, Madura. [nurkholis/bhirawa]

Rate this article!
Tags: