PNS Sidoarjo Jadi Korban Jukir Berlangganan

Juru parkir langganan di Kota Sidoarjo tak peduli, siapapun ditarik biaya parkir langganan. Meski PNS yang juga ikut parkir langganan. Kesannya mereka tak takut dilaporkan pada Dinas Perhubungan Sidoarjo.

Juru parkir langganan di Kota Sidoarjo tak peduli, siapapun ditarik biaya parkir langganan. Meski PNS yang juga ikut parkir langganan. Kesannya mereka tak takut dilaporkan pada Dinas Perhubungan Sidoarjo.

Sidoarjo, Bhirawa
Juru parkir langganan di kota Delta Sidoarjo sudah tidak memandang status. Mereka tidak peduli, siapapun itu tetap saja ditarik ongkos parkir. Mereka tak segan menarik parkir pada PNS, meski PNS itu juga ikut program parkir langganan.
Sehingga bila ada statemen bahwa juru parkir (Jukir) langganan di Kab Sidoarjo segan menarik biaya parkir pada kalangan PNS pada saat berbaju dinas, karena takut dilaporkan pada Kepala Dinas Perhubungan itu omong kosong. Sebab sejumlah PNS kepada Bhirawa mengatakan, dirinya tetap saja ditarik di sejumlah jalan di tengah Kota Sidoarjo ini.
”Mereka tetap saja menarik ongkos parkir, saat saya berbelanja keperluan alat tulis kantor di Jl Gajah Mada, Sidoarjo, saat itu saya juga mengendarai sepeda motor berplat merah,” ujar Nyaris Rahayu, staf Bagian Telematika di sekretariat Pemkab Sidoarjo, Selasa (17/3) kemarin.
Kejadian yang sempat menyakitkan hatinya, sepeda motornya yang berplat merah itu bahkan sempat dihadang juru parkir di kawasan Jl Thamrin, Sidoarjo, karena dianggap tak membayar parkir. Ketika itu ia hanya sebentar masuk ke sebuah laboratorium kesehatan di jalan itu.
Ditambahkan Yudi, PNS Bagian Telematika lainnya, juru parkir di Jl Dr Soetomo juga demikian. Mereka tetap saja menarik parkir meski PNS dan membawa sepeda motor berplat merah. Juru parkir disana kesannya tak peduli lagi juga tak takut bila dilaporkan pada Dinas Perhubungan.
Sementara PNS lainnya Mulyono, mengaku telah membuang semua kartu parkir langganan yang diterima dari Samsat saat membayar pajak kendaraan. Pasalnya, menurut warga Kec Krian itu, kartu parkir langganan itu percuma dan tidak ada gunanya. ”Buat apa, meski ada kartu langganan kok tetap saja ditarik parkir,” katanya.
Yang lebih parah, lanjut Mulyono, di sekitarannya Pasar Krian, juru parkir langganan yang ada bahkan berani menarik biaya parkir sampai Rp2 ribu.
Walau sudah banyak merugikan warga Sidoarjo, eksekutif maupun Legislatif di daerah ini, kesannya hanya menutup mata saja terhadap parkir langganan ini. Mereka tak juga melakukan evaluasi. Padahal parkir berlangganan yang mulai digulirkan sejak 2005 itu, tak henti-hentinya menuai protes dari masyarakat.
Pihak Eksekutif dan legislative, tak mempunyai konsep yang baik dalam menata parkir berlangganan ini. Pemkab hanya mengambil keuntungnya saja. Di lapangan warga malah dibenturkan dengan juru parkir-juru parkir yang nakal.
Juru parkir yang nakal kadang mengintimidasi warga, bila tak mau membayar parkir kepadanya. Misalnya memberet cat kendaraan atau membiarkan tak menjaga kendaraan dan mengatakan tak bertanggung jawab bila sampai terjadi kehilangan. [ali]

Tags: