PNS Sidoarjo Jangan Berkonflik Soal Agama

5-Hakim-Ali-1Sidoarjo, Bhirawa
Agama dari anggota Korpri di Kab Sidoarjo berbeda-beda. Namun diharap tak sampai terjadi perbedaan hingga menjurus pada konflik sesama PNS di Kab Sidoarjo itu.
Menurut Anggota Bimbingan Rohani (Binroh) Korpri Sidoarjo, M Hakim, Agama yang dinyakini anggota Korpri Sidoarjo justru harus bisa menunjang untuk bisa meningkatkan kinerja. Misal bekerja dengan jujur dan tak melakukan korupsi.
”Kita harapkan agama yang dinyakini sesama anggota Korpri tak sampai jadi perdebatan, jangan sampai ada konflik, harus netral, walau antar agama apapun,” tegas Hakim, Selasa (30/12) kemarin, yang baru saja memberikan bimbinngan rohani pada semua anggota Korpri meski beda agama, di ruang rapat lantai 3 Setda Sidoarjo.
Menurut evaluasinya, sebab masalah perbedaan agama itu suatu saat bisa terjadi. Tak hanya dikalangan masyarakat umum tetapi juga bisa timbul di kalangan PNS. Dan apa yang dilakukan Korpri Sidoarjo itu bisa dikatakan sebagaiĀ  upaya preventif.
PihakĀ  Korpri Sidoarjo menyelenggarakan kegiatan seperti itu merupakan kegiatan yang kedua.
Pada kegiatan yang pertama, yang menjadi sasaran adalah para pejabat yang muslim, agar lebih meningkatkan spiritualnya. Sehingga bisa menunjang kinerjanya dengan jujur. Karena di era seperti saat ini, berbeda dengan 10 sampai 20 tahun lalu. Zaman itu dulu mungkin dianggap pada taraf kewajaran. Tapi kini jadi hal yang sangat penting sekali.
”Ini perhatian serius dari pihak Korpri, maka memberikan warning atas perbuatan yang dilakukan PNS, sebab jangan sampai KPK atau lembaga lain turun. Karena PNS Sidoarjo masuk dalam pantauan hal yang negatif,” ujar Dosen Ilmu Agama Islam Unmuh Sidoarjo itu.
Disampaikan Hakim, ada sebuah wacana bahwa keberhasilan seseorang PNS itu pertama ditunjang kecerdasan emosional, sedangkan kedua ditunjang kecerdasan spiritual. Kecerdasaan emosional itu seperti kecerdasan dalam menyelesaikan masalah keluarga, pekerjaan dan dalam memimpin. Sedangkan kecerdasan spiritual seperti kedekatan pada yang maha kuasa.
Tapi bobot kecerdasan emosional hanya 30% saja menunjang jadi pejabat yang berhasil. Sedangkan kecerdasan spiritual bisa 70%, sehingga PNS bisa bekerja dengan hati-hati, tenang dan berhasil dalam menjalin kerja sama, sehingga bisa menunjang karier sebagai PNS.
”Jadi yang penting itu kecerdasan spiritualnya, orang pinter, cerdas itu tak penting tapi yang penting cerdas dalam spiritual, ini mudah-mudahan bisa berlaku pada semua PNS, tak hanya Islam tapi semua pemeluk agama,” katanya. [ali]

Keterangan Foto : M Hakim.

Tags: