POH Bisa Hasilkan Panen Padi 12 Ton Per Hektar

Petugas LIPI, Dr Sarjiya Antonius, menjelaskan proses pembuatan POH kepada Anggota DPR RI dan Ketua DPR Sidoarjo. [achmad suprayogi/bhirawa]

Petugas LIPI, Dr Sarjiya Antonius, menjelaskan proses pembuatan POH kepada Anggota DPR RI dan Ketua DPR Sidoarjo. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Hasil penerapan POH (Pupuk Organik Hayati) dilakukan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) di Desa Pademonegoro, Kec Sukodono, Sidoarjo berhasil menghasilkan produksi panenan padi mencapai 11 hingga 12 ton per hektar. Jika dikerjakan menggunakan pupuk kimia biasa dalam satu hektar hanya menghasilkan 6 hingga 7 ton.
Hal ditegaskan Deputi Jasa Ilmiah LIPI, Prof DR Bambang Subiyanto saat membuka acara pelaksanaan deseminasi hasil-hasil penelitian LIPI, Selasa (2/8) di Desa Pademonegero, Kec Sukodono, Sidoarjo.
Program yang bertemakan Optimalisasi IPTEK untuk Pengembangan Potensi Daerah itu dihadiri Anggota Komisi VII DPR RI, Syaikhul Islam Ali, Ketua DPRD Sidoarjo (Sulamul Hadi Nurmawan), serta beberapa petugas SKPD terkait dari Pemkab Sidoarjo, termasuk Camat Sukodono, Ainurahman selaku tuan rumah.
Menurut Bambang Subiyanto, kalau POH ini pernah diujicobakan di wilayah Ngawi, bisa menghasilkan produksi padi sekitar 12 ton per hektare. Dalam satu hektare komposisinya 50:50 (50 untuk pupuk kimia biasa, dan yang 50 menggunakan POH). Sedangkan untuk pembuatan POH biayanya sangat murah, hanya sekitar Rp10 ribu, sementara untuk penjualannya per litar bisa sekitar Rp20 ribu hingga Rp40 ribu. ”Atau ditentukan sendiri oleh para kompok tani itu,” jelas Bambang Subiyanto.
Maka, agar para kelompok tani di Desa Pademonegoro iniĀ  bisa maju, serta bisa meningkatkan hasil panenan, akan dihibahkan satu set alat pembuat POH. ”Kami harapkan alat ini bisa bermanfaat, dan beranak pinak,” harap Bambang Subiyanto.
Ketua DPRD Sidoarjo, Sulamul Hadi Nurmawan mengatakan, kalau kehadiran LIPI di Sidoarjo, sangat bisa membawa masyarakat petani yang ada di Desa Pademonegoro ini lebih baik lagi, karena hasil pertaniannya bisa meningkat dua kali lipat. ”Yang menarik adalah bahan baku POH hanya sebesar Rp10 ribu, dan semua itu sangat mudah didapat di Sukodono sendiri,” katanya.
Sementara Anggota Komisi DPR RI, Syaikhul Islam Ali, sangat mengapresiasi terhadap keberadaan LIPI yang sudah mau turun langsung ke masyarakat. Selama ini LIPI sudah melakukan penelitian sebanyak-banyaknya. Namun, program turun ke masyarakat atau hasilnya kurang dirasakan oleh masyarakat. ”Kondisi para petani sekarang ini adalah sangat membutuhkan harga pupuk yang murah, dan bisa menghasilkan produksi yang tinggi. Semoga deseminasi ini sangat berguna dan bermanfaat untuk masyarakat,” jelas Syaikhul Islam Ali. [ach]

Tags: