Polda Jatim Turunkan Tim Labfor Lidik Bangunan Al Azhar Gresik Ambruk

Kapolda Jatim, Irjen Pol Lucky Hermawan dan Ketua MUI Jatim didampingi jajaran forkopimda meninjau lokasi.

Gresik, Bhirawa
Bangunan lima lantai milik Pondok Pesantren (Ponpes) Al Azhar Nurul Izza, di Jl PJKA Desa Suci, Manyar Gresik mendadak ambruk, Selasa malam (27/11/). Ambruknya Ponpes untuk belajar menghafal Alquran ini, Rabu (28/11) kemarin ditinjau Kapolda Jatim, Irjen Pol Lucky Hermawan bersama Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim KH Abdusshomad Buchori,
Menurut Kapolda saat berkunjung ke Tempat Kejadian Perkara (TKP), pihaknya akan menerjunkan Tim Labfor untuk menyelidiki penyebab ambruknya bangunan Ponpes Al Azhar ini. Meski dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa, karena semua santri sudah dipindahkan sebelum kejadian, sehingga hanya terjadi kerugian materi saja.
”Kami turut prihatin atas kejadian yang menimpa Ponpes Al Azhar Gresik, maka demi kelancaran kegiatan pesantren Polri akan ikut memberikan bantuan, khususnya dalam proses evakuasi dan pembangunan kembali,” ujar Kapolda Jatim yang didampingi Kapolres Gresik, AKBP Wahyu Sri Bintoro.
Pengasuh Ponpes Al azhar Nurul Izza Gresik, KH Syu’aib mengatakan, terkait dugaan konstruksi bangunan yang tidak bagus, pola pembangunan sudah dilakukan dengan cermat. Terkait keterlibatan santri dalam pekerjaan pembangunan perannya bersifat membantu. Untuk tenaga pekerja utamanya tetap memakai jasa tukang.
”Tidak ada itu (bangunan) miring, juga belum ada (lantai ambrol). Jadi semuanya dicek oleh tukang dan semuanya bagus. Demi Allah, itu saya yang tanya langsung sendiri. Atas kejadian ini, sementara para santri – santri mengajinya dipindah di Desa Boteng Menganti,” pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Gresik Sambari mengatakan, pihaknya juga memberikan perhatian serius terkait ambruknya bangunan Ponpes Al Azhar dan bakal segera melakukan koordinasi bersama Dinas Pekerjaan Umum (PU) Gresik. Dengan harapan, kejadian serupa tidak kembali terulang di waktu yang akan datang. ”Kami akan berkoordinasi dengan Dinas PU untuk duduk bersama dan mencari solusi agar kejadian ini tidak terulang kembali,” kata Sambari.
Perlu diketahui, bangunan ambruk sekitar pukul 19.45 WIB. Penyebab ambruknya bangunan diduga karena konstruksi tanah dan bangunan yang terlalu tinggi, juga konstruksi jelek karena ukuran besinya itu sangat kecil, sehingga kekuatan bangunan tidak kuat menahan beban berat.
Konstruksi dibangun sampai lima lantai, ketebalan cor lantai hingga 30 sentimeter. Padahal standarnya cukup sekitar 12 sentimeter, parahnya lagi tanah di area kawasan persawahan itu tidak diperkuat dengan paku bumi (tiang pancang). Dan bangunan, juga tidak ada IMB-nya (izin mendirikan bangunan). [eri.kim]

Tags: