Polda Petakan Daerah Rawan Konflik Pilkada

Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Arif Rahman, Gubernur Jatim Soekarwo dan Kapolda Irjen Machfud Arifin melepas 1.115 personel yang akan diterjunkan untuk mengamankan Pilkada serentak di Mapolda Jatim, Senin (25/6). [Trie Diana]

Gubernur Minta Tim Sukses Dingingkan Suasana
Surabaya, Bhirawa
Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018, Polda Jatim sudah memetakan daerah rawan konflik. Bahkan Untuk menjaga keamanan Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin memberangkatkan 1.115 personel untuk pengamanan (PAM) Pilkada Serentak 2018 di Jatim. Penambahan personel ini sekaligus dalam rangka PAM TPS (Tempat Pemungutan Suara) Operasi Mantap Praja Semeru 2018 di seluruh wilayah Jatim.
Bersama Gubernur Jatim Soekarwo dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Arif Rahman, Kapolda Irjen Machfud Arifin melepas 1.115 personel yang akan diterjunkan untuk mengamankan Pilkada yang digelar di beberapa daerah Jatim.
Pada kesempatan itu Kapolda Machfud Arifin menjelaskan, sebelum penyelenggaraan Pilkada serentak, Polda Jatim telah memetakan kerawanan daerah akibat konflik. Selain itu pemetaan daerah rawan tersendatnya proses Pilkada yang disebabkan letak geografis. Sayangnya, Machfud enggan merinci dengan pasti daerah mana saja yang dikategorikan rawan. Namun, pihaknya memastikan wilayah Jatim akan aman dan damai.
Secara geografis, sambung Machfud, yakni beberapa tempat yang letaknya jauh dari jangkauan seperti kepulauan di kabupaten Sumenep dan kabupaten Gresik. Untuk meminimalisir tersendatnya Pilkada di wilayah tersebut, Machfud mengaku, kepolisian telah melakukan pengawalan pendistribusian logistik sehingga proses Pilkada bisa berjalan lancar.
“Rawan konflik ini bisa dilihat dari masa sejarah, ada konflik apa tidak, tapi mudah-mudahan masyarakat Jatim bisa lebih dewasa dengan baik. Sehingga gesek-gesekkan bisa diminimalisir,” lanjutnya.
Masih kata Machfud, justru yang perlu diantisipasi yakni pasca penetapan perolehan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Saat itu, sejumlah pihak rawan terjadi gesekkan karena masing-masing kubu memiliki kepentingan masing-masing. “Karena semua orang, dirinya (kubunya) merasa menang. Saat ditetapkan kalah, mereka ini menyalahkan semua pihak,” ucapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, nantinya 1.115 personel Polda itu akan diterjunkan di beberapa Polres, termasuk Madura. “Kita lakukan penebalan pengamanan di sejumlah Polres dan Polsek, serta eberapa di TPS. Kita serahkan sepenuhnya kepada Kapolres yang sudah menghitung jumlah kekurangan personel yang diperbantukan,” kata Machfud Arifin.
Di wilayah Madura, Kapolda menjelaskan, kepolisian bersama 400 anggota TNI dari satuan Kostradakan menggelar patroli gabungan. Hal itu akan dilakukan di tiap-tiap wilayah guna mencegah kemungkinan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat selama gelaran pesta domokrasi yang digelar setiap lima tahun sekali ini. Terlebih di masing-masing TPS yang ada di seluruh wilayah Jatim.
“Pak Panglima (Pangdam V Brawijaya) telah menggeser pasukannya ke Madura guna penebalan kekuatan. Nantinya akan ada patroli gabungan, tujuannya untuk mengantisipasi adanya tindak kejahatan saat pelaksanaan Pilkada,” jelasnya.
Disinggung kemungkinan gangguan Kamtibmas disebabkan oleh terorisme, Machfud menegaskan, jika hal tersebut kemungkinan saja terjadi. Namun pihaknya menjamin aksi teror tidak akan terjadi karena kepolisian hingga saat ini terus gencar melakukan penangkapan anggota kelompok teroris di beberapa wilayah.
“Terakhir ditangkap di Depok, Cirebon sampai meninggal dunia, itu ingin mengacaukan saat hari H pemilihan. Makanya saya sampaikan jangan underestimate, patroli skala besar diluar TPS akan gencar dilakukan untuk menciptakan rasa aman bagi masyarakat,” tegasnya.
Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Arif Rahman menambahkan, jajaran Kodam dan Kostrad yang dilibatkan ada 12.000 personel. Dari Kostrad ada 600 personel. “Hari ini pasukan-pasukan sudah masuk membantu Polri di wilayah-wilayah dalam rangka memberikan keamanan dan kenyamanan saat proses Pilkada serentak 2018 ini. TNI yang dilibatkan yakni, TNI AD, AL, dan AU disiagakan. Dan saat ini sedang melaksanakan kegiatan-kegiatan patroli di lapangan agar masyatakat merasa aman dan nyaman dalam pelaksanaan pencoblosan nanti,” tambahnya.
Pihaknya juga meminta anggota TNI harus netral. Hal itu sesuai dengan intruksi langsung dari Panglima TNI. “TNI harus netral, dan netralitas harga mati. Kalau masyarakat maupun rekan media melihat TNI ada indikasi tidak netral, silahkan dilaporkan saja,” tegasnya.

Dinginkan Suasana
Sementara itu Gubernur Jatim Soekarwo mengingatkan tim sukses pasangan kandidat untuk menjaga suasana keamanan dan kenyamanan usai pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018.
“Tak hanya Pilkada memilih gubernur dan wakil gubernur, tapi juga Pilkada memilih bupati-wakil bupati dan wali kota-wakil kota,” kata gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo.
Turut hadir pada kesempatan tersebut seluruh pejabat Forkopimda Jatim, Ketua KPU Jatim Eko Sasmito, Ketua Bawaslu Jatim M. Amin dan sejumlah pimpinan partai politik serta pejabat terkait lainnya.
Menurut Pakde Karwo, tim sukses menjadi bagian penting untuk mendinginkan suasana menjelang pelaksanaan Pilkada maupun usai Pilkada sehingga tercipta suasana aman, nyaman dan damai di seluruh daerah.
Sementara itu, pada kesempatan tersebut dibacakan deklarasi oleh seluruh pejabat yang hadir dan menyatakan kesiapannya mendukung penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim 2018 secara jujur, adil, santun dan bermartabat.
Selain itu, siap bekerja sama dengan penyelenggara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, siap bekerja sama dengan aparat Polri dan TNI menjaga situasi Kamtibmas yang kondusif, aman, dan damai.
Kemudian, siap mengendalikan massa pendukung masing-masing dan memberikan legitimasi berupa tindakan tegas aparat penegak hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan siap menerima hasil penghitungan suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur berdasar keputusan KPU Jatim.
“Selanjutnya, siap mewujudkan Pilkada di Provinsi Jatim berjalan dengan aman, damai dan sukses, serta turut memelihara situasi Kamtibmas yang kondusif,” kata Pakde Karwo.
Seperti diketahui, Pilkada serentak di Jatim digelar 27 Juni 2018, yakni 18 pilkada tingkat kabupaten/kota, yakni Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Kediri, Kota Madiun, Kota Mojokerto, Kabupaten Pasuruan, Bojonegoro, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Bondowoso, Madiun, Nganjuk, Tulungagung, Jombang, Magetan, Lumajang, dan Probolinggo.
Sedangkan, Pilkada untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2019-2024 diikuti dua pasangan calon, yakni Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dengan nomor urut 1, dan Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno nomor urut 2.
Pasangan nomor 1 merupakan calon dari koalisi Partai Demokrat, Golkar, PAN, PPP, Hanura dan NasDem, sedangkan pasangan nomor 2 adalah calon dari gabungan PKB, PDI Perjuangan, PKS serta Gerindra. [bed,iib]

Tags: