Polisi Amankan Pembuat Legen Cuka di Undaan

Polrestabes Surabaya, Bhirawa
Unit Tipiter Sat Reskrim Polrestabes Surabaya berhasil mengamankan dua orang pembuat minuman legen oplosan di Jl Undaan, Surabaya. Parahnya, minuman legen yang seharusnya dibuat dari bunga pohon siwalan, namun oleh tersangka dibuat dari cuka.
Adapun tersangka yang berhasil diamankan yakni HSM (36) dan HRM (43), keduanya asli tuban. Tak hanya dua tersangka, tiga orang komplotan penjual legen oplosan berinisial SNM (39), LMY (79), IWN (46) turut diamankan petugas. Namun, ketiga orang yang sama-sama tinggal di Jl Undaan, Surabaya ini statusnya sebatas saksi dan wajib lapor dalam kasus pembuatan minuman legen oplosan.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Shinto Silitonga mengatakan, perbuatan tersangka dilakukan sudah sejak lama. Dalam melancarkan aksinya, tersangka membuat legen dengan camputan air mentah, cuka, susu, citroen dan gula. Padahal, lanjut Shinto, minuman legen yang asli bukan terbuat dari bahan-bahan yang digunakan tersangka untuk menipu korbannya.
“Tentunya legen buatan tersangka HRM dan HSM sangat berbahaya untuk dikonsumsi. Apalagi terdapat campuran air mentah dicampur dengan cuka. Jadi tidak ada unsur minuman legen yang asli,” kata AKBP Shinto Silitonga, Minggu (18/6).
Dijelaskan Shinto, dari tangan dua tersangka petugas berhasil mengamankan 9 jirigen legen palsu isi 30 literan, 360 botol larutan cuka, enam susu kaleng, 400 citroen, 40 sachet sodium, 24 bungkus gula pasir dan ember. Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka disangka Pasal 140 Jo Pasal 86 ayat (1) dan Pasal 90 UU RI No 18 Tahun 2012 dengan presangkaan memproduksi dan memperdagangkan pangan tidak memenuhi standar keamanan pangan.
“Ancaman pidananya maksimal 2 (dua) tahun penjara,” tegas Shinto.
Sementara tersangka HRM mengaku pembuatan legen oplosan itu didapatkan turun temurun dari orang tuanya. Satu gelas legen tersebut diakui HRM dijual seharga Rp 2.000 sedangkan satu botolnya dijual seharga Rp 8.000. Dengan modal Rp 55.000, lima pembuat legen oplosan tersebut bisa mendapatkan keuntungan Rp 200 ribu setiap harinya.
“Sejak lama, sudah dari orang tua (resep, red). Saya kira aman-aman saja. Sebab kalai mengambil dari Tuban, tidak ada untungnya. Malah lebih mahal transportasinya,” beber HRM yang berdiri disamping HSM.
Diakui HRM, legen buatannya tidak ada unsur bunga pohon siwalan. Melainkan hanya dikasih susu biar warnanya putih. Selanjutnya dikasih cuka sama gula, hal ini guna menjadikan rasa asam manis mirip minuman legen aslinya. “Tidak ada campuran bunga pohon siwalan. Murni air, susu, dan cuka saja,” ungkapnya. [bed]

Tags: