Polisi Amankan Residivis Curanmor Bermodalkan Almamater PTS

Kapolsek Sukolilo, Kompol Muhammad Sholeh menunjukkan tersangka beserta barang bukti jas almamater yang digunakan dalam beraksi, Rabu (20/9).

Surabaya, Bhirawa.
Tim Antibandit Polsek Sukolilo meringkus dua tersangka pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) di wilayah Sukolilo. Uniknya, dalam melakukan aksinya salah satu tersangka melancarkan aksinya dengan menyamar sebagai mahasiswa salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Surabaya.

Kapolsek Sukolilo, Kompol Muhammad Sholeh mengatakan, dari hasil ungkap ini pihaknya mengamankan dua orang tersangka, yakni Arifin (25) dan Muhammad Ansori (25). Kedua tersangka warga Jalan Sawah Pulo ini diamankan saat hendak beraksi di kawasan Gebang Wetan pada Selasa (19/9).

“Dari pengakuan tersangka Arifin, almamater tersebut digunakan untuk mengelabuhi pemilik kos tempat sasarannya. Dengan harapan tidak dicurigai pemilik maupun penghuni kos lainnya,” kata Sholeh, Rabu (20/9).

Tersangka Arifin, sambung Sholeh, mengaku jas almamater itu milik kakaknya. Sehingga dengan jas almamater tersebut, dirinya bersama rekannya berhasil melakukan aksi pencurian di wilayah hukum Polsek Sukolilo.

Masih kata Sholeh, kedua tersangka sempat ada perlawanan saat anggota melakukan penangkapan. Bahkan, mereka juga berkilah telah mencuri. Tapi keduanya tak bisa berkelit saat petugas menemukan barang bukti di dalam tasnya, diantaranya satu kunci lT, tiga anak kunci, satu kunci magnet, dan satu kunci L perusak gembok.

“Dari hasil pemeriksaan terungkap, kedua tersangka ini sudah 6 kali beraksi mencuri motor di Wilayah Sukolilo. Motor yang telah dicuri selanjutnya langsung mereka jual ke Madura,” jelasnya.

Sementara itu, dihadapan penyidik, Arifin mengaku juga pernah mendekam di tahanan Polrestabes Surabaya dengan kasus serupa. “Sudah pernah sekali pak. Sama, curi motor saat itu ditangkap Polrestabes,” ungkapnya.

Arifin juga mengaku, nekat melakukan aksi mencuri motor karena terdesak kebutuhan hidup. Sejak tak lagi bekerja di proyek, ia kerap kesulitan membeli makan. “Buat makan sehari-hari. Sudah tidak kerja di proyek,” pungkasnya. [bed.gat]

Tags: