Polri Pastikan Anak Terduga Bomber Pasuruan dapat Pendampingan Psikis

Direskrimum Polda Jatim Kombes Pol Agung Yudha Wibowo menjelaskan kondisi anak dari terduga bomber di Bangil Pasuruan, Selasa (10/7). [abednego/bhirawa]

Polda Jatim, Bhirawa
Polda Jatim memastikan kondisi dari anak terduga bomber di Bangil Pasuruan, Abdullah alias Anwardi kondisinya sudah membaik. Selain melakukan pemulihan medis di RS Bhayangkara, Polda Jatim juga akan melakukan pendampingan pada balita yang belum genap tiga tahun ini.
“Alhamdulillah kondisinya (balita) sudah mulai membaik, kita doakan supaya cepat sembuh,” kata Direskrimum Polda Jatim Kombes Pol Agung Yudha Wibowo di Mapolda Jatim, Selasa (10/7).
Agung menjelaskan, ibunda dari balita yang sempat terluka akibat bom itu belum diizinkan untuk menemui anaknya. Namun, sambung Yudha, selama ini sudah ada nenek dari balita yang sering menjenguk ke rumah sakit.
“Kalau neneknya sering menengok ke rumah sakit. Tapi tidak pernah menginap,” jelasnya.
Selain dijenguk oleh neneknya, Yudha memastikan balita tersebut juga mendapat pendampingan dari beberapa dinas. Dalam hal ini pendampingan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
“Beberapa dinas kan sudah melakukan pendampingan, termasuk dari Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak). Saat ini masih pemulihan medisnya dulu, tapi setelah ini kita melakukan pendampingan untuk psikisnya itu,” ucapnya.
Selain penyembuhan secara medis, Agung menambahkan, ada beberapa tahapan dalam penyembuhan secara psikis. Tujuannya tiada lain untuk mengembalikan dan memulihkan kondisi anak tersebut seperti semula.
“Proses pemulihannya melalui mekanisme yang sama. Yang pertama ialah medis dulu. Setelah medisnya sembuh, mungkin pemulihan psikisnya melibatkan psikologi dari PPT yang ada di Provinsi Jawa Timur,” tambahnya.
Namun, masih kata Agung, perlakuan dalam pendampingan psikisnya itu tidak sama dengan pendampingan pada anak pelaku teroris yang lain. Karena kondisi balita ini masih memiliki orangtua yang lengkap.
“Tapi perlakuannya ada yang sama dan ada yang tidak sama. Karena ini kan orangtua dua-duanya masih ada. Jadi tidak seperti yang sebelum-sebelumnya,” pungkasnya.
Sebelumnya, UA terpaksa dilarikan ke RS Bhayangkara Surabaya akibat terkena ledakan bondet (jenis bom ikan) di rumah kontrakan keluarganya di Bangil Pasuruan pada Kamis (5/7) lalu. Polisi menyebut, bom milik pelaku Abdullah itu meledak tanpa sengaja, diduga karena dimainkan oleh UA yang belum genap tiga tahun.
Setelah meledakkan sejumlah bom ke arah warga dan Kapolsek Bangil, Abdullah disebut kabur dalam keadaan terluka karena terkena tembakan senapan angin seorang warga. Hingga saat ini petugas kepolisian masih mencari keberadaannya. [bed]

Tags: