Polisi Pastikan Kendaraan Logistik Boleh Lewat Daerah Perbatasan

Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan menjelaskan terkait teknis pengamaan saat PSBB, Senin (27/4).

Sahad: ‘Tembak Pelaku Kejahatan’
Polda Jatim, Bhirawa
Diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya, Sidoarjo dan Gresik. Tak membuat pendistribusian logistik berhenti begitu saja. Polisi memastikan kendaraan pengangkut logistik masih boleh melintas di delapan titik perbatasan yang dilakukan penyekatan.
Hal itu dibenarkan Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan. Luki menjelaskan PSBB ini berbeda dengan lockdown. Pihaknya pun meminta masyarakat untuk tidak panik dan ketakutan. Bahkan termasuk penutupan dibeberapa ruas jalan, Luki mengaku kendaraan pengangkut logistik maupun yang ada kepentingan krusial masih boleh lewat.
“Memang ada penyekatan jalan pada wilayah-wilayah. Tapi ada juga kendaraan yang memang boleh lewat. Seperti kendaraan yang membawa sembako, sepeda motor yang mengantar makanan maupun barang. Termasuk orang sakit, logistik, BBM, petugas PLN, PAM, ada ekspedisi ini boleh semuanya,” kata Irjen Pol Luki Hermawan di Mapolda Jatim, Senin (27/4).
Luki menjelaskan, begitu juga dengan sejumlah pasar hingga supermarket yang menjual bahan makanan. Pihaknya menegaskan toko-toko ini tetap buka. Begitu juga dengan restoran masih boleh buka, tapi pembeli tidak diperbolehkan makan di tempat.
Alumnus Akpol 1987 iniu menambahkan, terkait jam malam memang diberlakukan. Tetapi itu dilakukan di wilayah tertentu, seperti di Surabaya, Sidoarjo dan Gresik. Bahkan ada juga pasar malam yang bukanya jam 11 malam sampai jam 03.00 WIB, Luki memastikan tidak langsung dilakukan penutupan.
“Rumah makan dan yang lainnya tetap buka dengan aturan take away (bawa pulang). Apabila sesuai dengan aturan, saya rasa ini akan berjalan dengan baik. Yang penting dalam kegiatan PSBB ini bagaimana masyarakat patuh dan taat pada aturan yang diberlakukan oleh Pemerintah,” harapnya.
Luki menambahkan, saat pelaksanaan PSBB ada sebanyak 4.312 Personel Gabungan dari Polri, TNI dan Satpol PP yang ikut mengamankan. Dengan rincian, TNI sebanyak 1.100 personel, Polri 1.065 personel dan Satpol PP sekitar 3.000.
“Para personel ini untuk menjaga keamanan selama PSBB. Selain itu, ada pula personel yang bertugas di dapur umum hingga petugas yang melakukan patroli dan penyuluhan pada masyarakat,” ucapnya.

Tembak Penjahat
Sementara itu Wakil Ketua DPRD Jatim, Sahat Tua Simajuntak meminta kepolisian untuk bertindak tegas dengan menembak di tempat pelaku kejahatan atau kriminalitas yang beraksi pada saat PSBB di Surabaya Raya.
“Tampaknya kenaikan angka kriminalitas mulai tinggi, kalau memang membahayakan tindak tegas di tempat kalau perlu ditembak, ditembak sekalian,” ucap Sahat.
Menurut Sahat, hal tersebut juga penting selain penindakan tegas terhadap poin-poin PSBB yang diterapkan di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. “Karena situasinya saat ini betul-betul membutuhkan sentuhan aparat penegak hukum dalam rangka menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat,” ucap politikus Golkar ini.
Untuk masalah tembak ditempat, Kapolda Jatim Luki mengaku pihaknya mempunyai SOP sendiri. Sehingga para pelaku kejahatan yang beraksi selama PSBB, maka akan dilakukan tindakan tegas dan terukur. “Kami punya SOP terhadap pelaku kejahatan. Dengan melakukan tindakan tegas dan terukur, sehingga dalam urusan keamanan kita sudah punya aturan mainnya,” tegasnya.
Pihaknya pun mencontohkan seperti beberapa hari lalu ada masyarakat yang melakukan trek-trekan. Maka pihaknya akan melakukan tindakan tegas. Kalau pun masyarakat tetap melanggar, Luki memastikan ada aturan dan sanksi terkait itu.
Adakah sanksi pidana saat jam malam, Luki mengaku pihaknya mengutamakan pada imbauan. Sebab aturan tersebut sudah jelas bahwa dengan adanya jam malam maka ada aturan yang harus dipatuhi. Namun dalam aturan jam malam ada juga hal-hal yang menjadi perhatian, bukan berati tidak boleh keluar-keluar.
“Pengecualian jam malam, diantaranya seperti masyarakat yang akan berobat maupun beli obat. Kemudian ojol (ojek online) masih boleh membawa barang, karena berkaitan dengan bulan puasa. Sehingga fokus PSBB bisa berjalan lancar, seperti kepatuhan masyarakat semakin tinggi, angka penyebaran corona bisa ditekan dan stimulan ekonomi tetap berjalan,” pungkasnya. [bed]

Tags: