Polisi Selidiki Oknum Aparat Rasis terhadap Mahasiswa Papua

Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan menjelaskan mengenai pengusutan video yang diduga rasis terhadap mahasiswa Papua, Senin (19/8) malam di Surabaya.

Polda Jatim, Bhirawa
Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan akan mengusut tuntas kasus oknum aparat yang diduga melakukan rasis terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, seperti video yang viral di media sosial.
Peryataan itu dikatakan Kapolda Jatim saat acara cangkrukan Forkopimda Jatim bersama Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya (IKBPS) di Surabaya pada Senin (19/8) malam. Meski akan mengusut kasus ini, Luki mengaku belum bisa mengambil tindakan terhadap video tersebut karena masih menjalin komunikasi dengan TNI.
“Sedang kami selidiki dan sudah kita komunikasikan berita-berita ini. Serta komunikasikan dengan instansi terkait (TNI, red),” kata Irjen Pol Luki Hermawan.
Tak hanya menyelidiki video rasis yang sedang viral, alumnus Akpol 1987 ini memastikan pengusutan insiden perusakan bendera juga tetap berjalan. Bahkan pihaknya mengaku sudah ada beberapa saksi dari mahasiswa Papua yang diperiksa di Mapolrestabes Surabaya.
“Kami juga sudah tanya dan sampaikan kepada mereka (mahasiswa Papua). Kita ada azas praduga tak bersalah dan memang kita lakukan pendataan, setelah itu kita kembalikan ke asrama karena siatuasi sudah kondusif,” jelas Luki.
Adanya pengamanan terhadap 43 mahasiswa Papua di Mapolrestabes, sambung Luki, dilakukan untuk menjaga kondusivitas. Pengamanan itu diakui Luki sebagai langkah untuk meredam amarah ormas yang terus mengepung asrama mahasiswa Papua di Surabaya.
“Intinya kami amankan dalam rangka menjaga kondusivitas dari massa yang cukup besar. Kami melihat situasi kondusif, dan aparat masuk ke dalam untuk memberi tahu mereka (ke Polrestabes),” ucapnya.
Luki menambahkan, pengamanan terhadap 43 orang mahasiswa Papua ke Mapolrestabes Surabaya itu membuat adanya kesalahpahaman. Namun pihaknya memastikan bahwa hal itu hanya untuk menjaga kondusivitas dari mahasiswa, sehingga terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan.
Mungkin pada saat itu ada kesalahpahaman. Tapi setelah mereka (mahasiswa Papua) dibawa ke Polrestabes, mereka bilang terima kasih. Jadi kita tidak membeda-bedakan,” bebernya.
Ditanya perihal video pemukulan dan penganiayaan mahasiswa Papua di Jatim, dengan tegas Luki menampik hal itu. Menurutnya hal itu merupakan hoaks dan tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Pihaknya juga mengaku tidak ada anggotanya yang melakukan penahanan atau memenjarakan mahasiswa Papua.
Terkait video tersebut, Luki akan berkoordinasi dengan Mabes Polri dan Kemenkominfo untuk mengusut video hoaks tersebut. Dan pihaknya memastikan bahwa di Jatim tidak terjadi informasi seperti yang diberitakan (negatif) selama ini. Semuanya diakui Luki hanya hoaks dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
“Patroli siber selalu mencari berita itu. Dan itu tidak benar, karena Humas menyampaikan serta merilis bahwa berita ini bohong,” pungkasnya. [bed]

Tags: