Politeknik Negeri Malang Gelar Dklat Ubah Paradigma Layanan Publik

Suasana Diklat peningkatan kualitas kinerja bagi para tenaga kependidikan Polinema yang dilaksanakan di Klub Bunga Kota Batu.

Kota Batu,Bhirawa
Di masa reformasi birokrasi saat ini, sudah tidak selayaknya institusi Negara menunjukkan keangkuhannya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Tuntutan ini juga berlaku bagi Politeknik Negeri Malang (Polinema) sebagai institusi pendidikan milik Negara. Karena itu sejak kemarin (21/9), Polinema memberikan Pelatihan dan Pendidikan (Diklat) peningkatan kualitas kinerja bagi para tenaga kependidikannya yang dilaksanakan di Klub Bunga Kota Batu.
Meskipun mayoritas tenaga kependidikan di Polinema ini berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), bukan berarti mereka malas-malasan dalam memberikan pada masyarakat atau kostumer yang datang. “Jangan sampai para pegawai (Polinema) punya mentalitas bahwa kalau kostumer atau mahasiswa membutuhkan Polinema, silahkan saja kostumer mencari kita (pegawai Polinema). Paradigma seperti ini yang harus dirubah dengan menggelar diklat ini,”ujar Ketua Pelaksana Diklat Polinema, Kukuh Mulyadi, Jumat (21/9).
Ia menjelaskan bahwa ada sebanyak 104 pegawai Polinema yang mengikuti diklat yang berlangsung 2 hari sejak kemarin ini. Dan 80 peserta di antaranya berstatus ASN sedangkan sisanya pegawai non ASN. Dan Kukuh selalu mengingatkan meskipun Polinema banyak diburu orang (calon mahasiswa), namun semua pegawainya tidak boleh terjebak dalam sikap keangkuhan.
“Karena menjadi lembaga terbaik dan satu-satunya, maka pegawainya bisa bersikap seenaknya. Paradigma seperti inilah yang harus dihilangkan, dan ini sesuai dengan reformasi birokrasi yang gencar dilakukan Kemenpan RB,”tambah Kukuh. Dan dengan motivasi ini, dalam Diklat panitia sengaja mendatangkan konsultan handal dari Jakarta, Muhammad Agus Setyanto,SE.
Kepada para peserta diklat, Agus menekankan agar semua pegawai Polinema menjadi agent of chance atau agen perubahan khususnya di bidang pelayanan pendidikan. Meskipun menyusun manajemen perubahan merupakan hal yang tidak mudah, namun harus dilakukan.
“Meskipun Polinema milik Negara, tetapi hal itu bukan jaminan untuk tetap eksis. Jika Polinema tidak mau berubah dan memperbaiki kualitas pelayanannya, bukan hal yang tidak mungkin jika suatu saat Polinema akan tergerus dan tidak diminati lagi masyarakat,”pesan Agus.
Ke depan, harus ada feedback atau umpan balik atas pelayanan yang telah diberikan Polinema. Artinya, Polinema harus mau dan melakukan survey tingkat kepuasan pelanggan. Dari masukan tersebut akan menjadi acuan bagi Polinema untuk memperbaiki sistem manajemen pelayanan pendidikannya.(nas)

Tags: