Pollmark Sebut Elektabilitas Petahana Hanya 40,4 Persen

Surabaya, Bhirawa
Calon Presiden (Capres) petahana atau nomor urut 01 Joko Widodo kini sedang dihukum rakyatnya sendiri. Hal ini terungkap dalam paparan CEO Pollmark Researc Center Eep Saifullah Fatah di Forum Pikiran, Akal dan Nalar yang digelar Partai Amanat Nasional di Hotel Mercure Surabaya terkait survei 73 Dapil Pemilu 2019, Selasa (5/3) kemarin.
Menurut Eep yang tampil sebagai pembicara bersama Presiden Akal Sehat, Rocky Gerung, dari hasil survei yang telah dilakukan di 73 Dapil Pemilu 2019 Capres Petahana terlihat tingkat elektabilitasnya yang hanya sebesar 40,4%. Maka hal ini bisa dimaklumi kalau kemudian petahana melakukan perang total.
Survei PolMark dilakukan pada kurun waktu Oktober 2018-Februari 2019. Eep mengakui, survei itu memang merupakan kerjasama PolMark dengan Partai Amanat Nasional (PAN). PolMark merupakan satu-satunya lembaga survei di Indonesia yang mengakui bekerjasama dengan siapa. Survei dilakukan di 73 Dapil Pemilu 2019 seluruh Indonesia dengan responden sebanyak 35 ribu.
”Elektabilitas pasangan 01 Jokowi-Ma’ruf Amin memang masih unggul dibanding lawannya pasangan 02 Prabowo-Sandiaga Uno yang memperoleh 25,8%. Namun masih ada 33,8% yang belum menentukan pilihan,” jelas Eep.
Dengan tingkat elektabilitas 40,4% ini tentu sangat rawan bagi Jokowi. ”Berdasar pengalaman saya melakukan survei di Pilpres maupun Pilkada selama 10 tahun, jika elektabilitas petahana jauh di bawah 50% menunjukkan dia sedang dihukum oleh rakyat. Mestinya elektabilitas petahana tinggi yakni di atas 60% karena dia sudah kampanye selama empat tahun dengan kerjanya,” katanya.
Lebih lanjut, Eep menjelaskan indikator posisi Jokowi sangat rawan juga bisa dilihat dari tingkat kesetiaan pemilih. Pemilih Jokowi yang sudah mantap atau tidak berpindah hanya 31,5%. Sedang pemilih 02 yang mantap 33,8%. Artinya, sebenarnya ada pemilih yang masih diperebutkan sebesar 48,0%. [fen]

Tags: