Polres Batu Waspadai Kawasan Minim Sinyal

Pengamanan saat Pemilu di Kota Batu juga akan diterapkan Polres Batu dalam pengamanan Pilkada di Pujon, Ngantang dan Kasembon.

Pengamanan saat Pemilu di Kota Batu juga akan diterapkan Polres Batu dalam pengamanan Pilkada di Pujon, Ngantang dan Kasembon.

Kota Batu, Bhirawa
Banyaknya kawasan yang tidak terdapat sinyal handphone (HP) maupun handy talky (HT) di Kecamatan Ngantang dan Kasembon menjadi salah satu kendala yang diwaspadai dalam pengamanan Pemilu Kepala Daerah (Pilkada). Hal inilah menjadi salah satu fokus perhatian Polres Batu dalam pengamanan Pemilukada Kabupaten Malang. Untuk itu Polres Batu mengambil langkah-langkah antisipasi.
Kabag Ops Polres Batu, Kompol Zain Mawardi, mengatakan kawasan yang minum dengan sarana komunikasi ini sangat rawan terjadinya permasalahan. Terutama permasalahan terhadap pengawasan hingga kelancaraan pelaksanaan pemilukada itu sendiri.
“Memang ada daerah yang sulit terjangkau alat komunikasi HP maupun HT, namun kita sudah lakukan langkah-langkah antisipasi, agar komunikasi kita tidak menjadi kendala dalam pengamanan,” ujar Zain, Selasa (25/8).
Kondisi wilayah yang bergunung-gunung seperti di Ngantang dan Kasembon memang sedikit menjadi kendala dalam berkomunikasi. Malah dibeberapa desa baik HT maupun HP sama sekali tidak bisa dipergunakan karena dikelilingi gunung.
PPK Kecamatan Kasembon, Indra Santoso, etika dikonfirmasi masalah ini membenarkan hal tersebut. Ada salah satu tempat pemungutan suara (TPS) yang sama sekali tidak bisa dijangkau baik oleh HP maupun HT.  “Seperti di TPS 10 Dusun Wungurejo, Desa Wonoagung, Kecamatan Kasembon. Di sana alat komunikasi sangat sulit digunakan, padahal di sana ada sekitar 240 pemilih,” ujar Indra.
Untuk mengantisipasi adanya ketidakpuasan pemilih hingga terjadinya hal yang tidak diinginkan, kemarin (25/8) Polres Batu mengadakan Gladi Lapangan Operasi Mantap Praja Semeru tahun 2015. Dalam simulasi yang dilaksanakan di halaman Mapolres Batu ini digambarkan ada ketidakpuasan dari sekelompok orang atas penyelenggaraan pemungutan suara.
Akhirnya, sekelompok orang tersebut memutuskan menyerbu sebuah TPS. Namun anggota Linmas bersama personil Kepolisian yang ada bisa meredam kemarahan kelompok yang tidak puas tersebut. Ternyata, kelompok yang lebih besar menyerbu TPS tersebut. Para petugas harus berjuang untuk bisa meredam kerusuhan dan mengirim kotak suara ke Kantor KPU.
“Simulasi ini adalah upaya kita untuk mempersiapkan lebih dini keamanan selama pemilukada, agar ketika pada pelaksanaan para petugas keamanan paham cara bertindak yang benar,” ujar Zain.
Diketahui, hasil dari pemetaan kerawanan yang dilakukan oleh intelejen kondisi keamanan di wilayah Kecamatan Pujon, Ngantang dan Kasembon aman terkendali. Selama pengamanan pemilukada ini, polisi akan mengerahkan 235 personil kepolisiannya dengan ditambah beberapa personil tambahan yang ditempatkan di polsek-polsek sesuai dengan prediksi ancaman keamanan.
“Kerawanan tertinggi tetap pada ketidakpuasan hasil pilkada, kita antisipasi itu dengan menempatkan 2 polisi pada 6 TPS dan 12 Linmas,”pungkas Zain. [nas]

Tags: