Polres Jember Tangkal Isu Hoax Penculik Anak

Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo saat menyerahkan Maklumat kepada perwakilan tokoh masyarakat, netizen dan media massa tentang penyebaran informasi palsu (hoax) issu penculikan anak, Jumat (24/3) sore.

Jember, Bhirawa
Isu hoax tentang penculikan anak di Kab Jember sudah mulai meresahkan Bahkan santernya isu ini menjadi atensi tersendiri bagi Kapolres Jember, AKBP Kusworo Wibowo. Perwira berpangkat dua melati ini melakukan sinergitas dengan ekaekutif, kepolisian dan TNI serta beberapa tokoh penting untuk bersama menangkal isu itu agar tak menjadi ketakutan warga, Jumat (24/3) lalu.
Sayangnya acara yang digagas Kapolres Jember inu  tidak dihadiri Bupati Faida dan diwakilkan Asisten 1, Hadi Mulyono. Bupati Faida menghadiri kegiatan di SMP Negeri 1 Jember. Sedang Kodim 0824 Jember diwakili Kasdim Mayor Inf. Robertus Ardha.
Kegiatan ini diikuti jajaran kepala desa, Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), Bintara Pembina Desa (Babinsa), tokoh agama, tokoh masyarakat, komunitas netizen, dan media massa.Dalam acara itu, Kusworo menyerahkan maklumat kepada perwakilan tokoh agama, awak media, dan netizen.
Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo mengatakan, merebaknya kabar penculikan anak sudah begitu menggelisahkan. Dia meminta kepada unsur tiga pilar, yakni pemerintah desa, Babinsa, dan Babinkamtibmas untuk bisa menyosialisasikan dan meyakinkan warga soal tidak benarnya isu itu. ”Jika memang ada orang yang dicurigai, jangan bertindak sendiri apalagi sampai main hakim sendiri,” ujarnya.
Pertemuan tiga pilar ini, ujar Kusworo, sangat penting guna mencegah penyebaran berita palsu atau berita hoax di media sosial dalam rangka memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat yang aman dan kondusif di wilayah Jember. ”Sebab kebohongan yang berulang-ulang akan menjadi sebuah kebenaran dan semakin meresahkan sehingga menjadi kekawatiran yang berlebihan,” tandasnya.
Kusworo mencotohkan kasus di Mumbulsari, Kamis (23/3) malam, dimana ada seorang laki yang dicurigai sebagai pelaku penculikan. Karena ditanya tak menjawab, hampir dikeroyok massa. Untung aparat segera membawa ke Polsek dan langsung di bawa ke Mapolres. ”Kalau tak segera diamankan khawatir menjadi sasaran amuk massa, karena kekhawatiran yang berlebihan tadi. Kalau massa sudah berkumpul, emosi mereka gampang tersulut yang ujungnya main hakim sendiri. Padahal orang yang dicurigai belum tentu bersalah,” ujarnya.
Maka melalui kegiatan ini diharapkan kepada aparatur yabg ada di bawah untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Bahwa berita atau issu penculikan anak adalah berita bohong atau hoax. ”Ini sengaja disebarkan  menciptakan teror, menciptakan situasi tidak kondusif.dan menyebabkan situasi mencekam,” tegasnya pula. [efi]

Tags: