Polres Kejar Pembobol ATM Kelompok Lampung

Surahman bertopeng (tengah) dan kanan Kasat Reskrim Polres Madiun, AKP M. Lutfi, saat menunjukkan barang bukti (BB) kepada wartawan.[sudarno/bhirawa]

Surahman bertopeng (tengah) dan kanan Kasat Reskrim Polres Madiun, AKP M. Lutfi, saat menunjukkan barang bukti (BB) kepada wartawan.[sudarno/bhirawa]

Kab Madiun, Bhirawa
Satuan Reskrim Polres Madiun, akan bekerja sama dengan Polres di jajaran Polda Banten dan Lampung, untuk mengejar pembobol ATM kelompok Lampung yang beroperasi di wilayah hukum Polres Madiun. Karena Surahman salah satu komplotan pembobol ATM kelompok Lampung diringkus Polres Purwakarta bersama Polres Madiun, Kamis (19/3).
Menurut Kasat Reskrim Polres Madiun, AKP Lutfi, spesialis pembobol ATM kelompok Lampung, dalam melakukan aksinya di wilayah hukum Polres Madiun juga bekerja sama dengan kelompok Banten.
Bahkan duet kelompok yang jumlah anggotanya mencapai belasan orang ini, sudah empat kali beroperasi di wilayah Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun. Kerugian yang dialami korban, tidak tanggung-tanggung, mencapai puluhan juta rupiah.
“Kami akan melakukan kerja sama atau koordinasi dengan sejumlah Polres di jajaran Polda Lampung dan Banten untuk mengejar kelompok ini. Ini penting karena kami perlu memastikan identitas pelaku yang pernah beroperasi di wilayah hukum kami,” terang Kasat Reskrim Polres Madiun, AKP M Lutfi, kepada wartawan, Sabtu (21/3).
Pengakuan salah satu pelaku yang berhasil ditangkap Polres Purwakarta, Jawa Barat yang kemudian dijemput tim Buser Polres Madiun, dari hasil membobol ATM, kelompok ini mampu mengirim uang hasil kejahatannya kepada keluarganya puluhan juta rupiah.
Jika dalam satu operasi mampu menggasak puluhan juta, pendapatan kelompok ini tergolong besar. Ini bisa dibuktikan dengan bukti transfer kepada keluarganya di Lampung, sekali transfer paling sedikit Rp2 juta.
Satu dari tujuh anggota kelompok Lampung, yaitu Surahman, warga Desa Pekon Balak, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus, Lampung, dibekuk Polres Purwakarta dan diserahkan ke Polres Madiun, ditembak oleh petugas karena berusaha melarikan diri saat akan dilakukan olah TKP di dua ATM di wilayah Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun, Kamis 19 Maret kemarin.
Sementara itu Surahman, kepada wartawan mengaku jika dalam aksinya, bekerja sama dengan lima belas anggotanya. Masing anggota mempunyai peran masing-masing untuk mengelabuhi korbannya. Ada yang bertugas mengganjal mesin ATM dengan batang korek api, ada juga yang pura-pura ingin menolong dengan mengaku sebagai pegawai Bank.
“Dalam beroperasi, terkadang kami dengan teman-teman dari Banten yang berjumlah empat orang ditambah lagi dari kelompok kami (Lampung) sebelas orang. Kami menyewa mobil untuk mencari daerah sasaran di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kalau peran saya, sebagai penganjal mesin ATM dengan batang korek api,” kata pelaku Surahman, yang ditembak kakinya. [dar]

Tags: