Polres Madiun Bubarkan Massa Tak ‘Beratribut’

Suasana di jalan Kota Madiun, Minggu (25/10) dibanjiri ribuan sepeda motor peserta Suran Agung tahunan oleh PSHTW Tunas Muda.[sudarno/bhirawa]

Suasana di jalan Kota Madiun, Minggu (25/10) dibanjiri ribuan sepeda motor peserta Suran Agung tahunan oleh PSHTW Tunas Muda.[sudarno/bhirawa]

Kab.Madiun, Bhirawa
Dalam rangka pengamanan acara Suran Agung yang digelar perguruan pencak silat Setia Hati Tunas Muda (PSHTM) Winongo di padepokan yang berada di Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun, Minggu (25/10), polisi membubarkan massa tak ‘berastribut’.
Seperti yang terjadi di depan Pasar Sleko, Kota Madiun. Tepatnya di depan Gang Stasiun. Tak ingin ada bentrokakan antara beberapa massa dengan rombongan PSHTM yang baru mengikuti Suran Agung di Winongo, puluhan pasukan Brimob  yang menggunakan motor trail, langsung membubarkan massa yang bergerombol di mulut gang. “Ayo yang tidak berkepentingan, silakan bubar,” kata salah satu anggota Brimob, kepada massa yang bergerombol.
Dalam mengamankan acara tahunan Suran Agung PSHTM Winongo, ada 1700 petugas yang diterjunkan. Mereka terdiri dari anggota Polres Madiun, Polres Madiun Kota, BKO Brimob, Direktorat Sabhara, Intelijen dan Reserse Polda Jawa Timur.
Selain itu juga melibatkan instansi terkait seperti  Kodim 0803/Madiun, Linud 501/Bajrayudha  Madiun, Korem 081/DSJ Madiun, Satpol PP, Dinas Perhubungan, Kesbangpoldagri serta Satgas Sentot Prawiro Dirjo. “Ini untuk mengantisipasi terjadinya bentrokan dengan warga maupun dengan perguruan pencak silat lainnya,” ujar Kapolres Madiun AKBP Yoyon Tony Surya Putra, kepada wartawan.
Dalam pengamanan ini, selain memblokde jalan kecil yang dapat dijadikan akses masuk ke Kota Madiun, petugas gabungan juga ditempatkan di Pos Pengamanan (Pospam) terpadu di setiap perbatasan jalur masuk menuju Kota Madiun. Antara lain di Moneng wilayah timur, Wilangan yang menjadi perbatasan dengan Nganjuk, Dungus dan Mlilir yang menjadi perbatasan dengan wilayah Ponorogo.
Bahkan agar acara Suran Agung betul-betul aman, polisi juga menggelar razia kendaraan secara selektif di beberapa tempat. Diantaranya di daerah Kaibon, yang merupakan pintu masuk menuju Kota Madiun dari arah selatan.
Polres Madiun Kota dipastikan menindak tegas oknum-oknum berbuat kisruh saat perayaan Suran Agung digelar perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda (PSHTM) Winongo, Minggu (25/10). Menurut Kapolres Madiun Kota, dalam perayaan Suran Agung ini, pihaknya menyiapkan lebih dari 2.000 personil gabungan terdiri dari Polisi, TNI, Satpol PP, Paskhas, Dinas Perhubungan dan Satgas Paguyuban Pencak Silat.
Personel tersebut nantinya bakal ditempatkan dijalan umum maupun diperbatasan guna mengantisipasi masuknya pesilat dari daerah lain. Selain itu, personil juga disiagakan di jalan-jalan kecil atau jalur tikus menuju Kota Madiun.
“Jika ada berani berbuat onar, tindakan tegas pidana. Personil nanti disebar dijalan utama, perbatasan dan jalan tikus,” tandasnya. Personil yang disiagakan diperbatasan maupun jalur tikus, nantinya juga melibatkan Polres sekitar Kota Madiun, personil nanti melakukan razia pada kendaraan roda dua maupun roda empat.
Jika ditemukan adanya orang yang membawa atribut pencak silat, maka tidak diperbolehkan untuk masuk ke Kota Madiun. “Kendaraan menuju Kota Madiun nanti akan kita razia, kalau ditemukan atribut pencak silat, maka akan kita kembalikan dan tidak boleh masuk Kota Madiun. Intinya kita melakukan penghalauan ditiap-tiap perbatasan dengan bantuan Polres sekitar Madiun. Bantuan dari Polres sekitar,” ujarnya lagi.
Untuk itu, seluruh anggota kepolisian dan personel gabungan juga diminta mewaspadai adanya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat, seperti kemungkinan terjadinya pengrusakan terhadap tugu lambang perguruan pencak silat atau rumah warga oleh sejumlah oknum. Kami perkirakan jumlah massa dalam Suran Agung nanti sekitar 4.500 orang,” ujar Kapolres Madiun Kota lagi.
Terpisah, Ketua Umum, PSHW Tunas Muda Agus Wiyono Santosa mengatakan perayaan Suran Agung kali ini berbeda dengan tahun lalu. Pasalnya, kemungkinan besar warga PSHTM Winongo dari luar kota banyak tidak hadir, karena menghormati warga Perguruan Silat Setia Hati Terate (PSHT) baru saja ditinggalkan oleh Ketua Umumnya Tarmadji Budi Harsono yang meninggal dunia, Selasa (20/10) lalu.
“Tahun ini nggak seperti tahun sebelumnya. Karena dari saudara kami keluarga SH Terate sedang berduka. Untuk apa kami merayakan Suran Agung, kalau melihat saudara kami masih berduka. Saya minta agar merayakan Suran Agung dengan mematuhi aturan hukum, jika ada terlibat kerusuhan atau keonaran, kami tidak berikan bantuan hukum,” ujarnya serius. [dar]

Tags: