Polres Madiun-Wartawan Sarasehan Sinegritas Perangi Berita Hoax

Nara sumber yakni kanan, Dr. Nunik Hariyani, S.Sos. MA ( Dosen Ilmu Komunikasi Fak. ISIP UNMER Madiun ), Kapolres Madiun, AKBP Ruruh Wicaksono, S.I.K., SH, MH (tengah) dan Ketua PWI Madiun, Siswowidodo (paling kiri). [Sudarno/bhirawa]

Kabupaten Madiun, Bhirawa
Dampak dari berita hoax adalah menurunkan reputasi pihak yang dirugikan, menguntungkan pihak terntu, memicu perpecahan bangsa, dan berita hoax membuat fakta tidak lagi bisa di percaya. Dunia internet saat ini sudah sangat berkembang kususnya di media sosial hal itu bisa di gunakan oleh pihak yg tidak bertanggung jawab untuk memecah belah bangsa dengan cara menginformasikan berita yg tidak benar/hoax.
“Karena itu pihak kepolisian siap menindak tegas para pelaku penyebar berita hoax yg sangat merugikan banyak pihak,”tegas Kapolres Madiun AKBP Ruruh Wicaksono, S.I.K., SH, MH pada acara Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional tahun 2020 “Sinergitas Polri dan Pers Perangi Hoax” di Joglo Polres Madiun, Selasa malam (11/2).
Ditegaskan oleh Kapolres Madiun,mengingat berita hoax yang sempat viral kemarin yaitu adanya bakso tikus yang ada di Kacamatan Pilangkenceng Kabupaten Madiun, tepatnya di warung malaya, wartawan di himbau agar diverifisikan kembali berita-berita apakah pemberitaan tersebut benar atau hoax. “Sebelum nantinya di posting kembali di media massa atau di angkat di televisi agar nantinya tidak ada pihak yang di rugikan kembali seperti halnya berita hoax bakso tikus yg ada di Kecamatan Pilangkenceng beberapa waktu lalu jadi heboh di masyarakat,”ungkap Kapolres Madiun menghimbau.
Sementara itu,nara sumber lainnya, Dr. Nunik Hariyani, S.Sos. MA( Dosen Ilmu Komunikasi Fak. ISIP UNMER Madiun )dalam pemaparannya menyatakan,pengalihan isu di media sosial ataupun internet khususnya para penjahat internet atau biasa dipanggil cyber crime,hoax biasa dimanfaatkan sebagai pelancar aksi kejahatan mereka di internet atau di sosial media.
Menurut Nunik Hariyani,beredarnya berita bohong, palsu, fitnah atau hoaks, yang menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat, telah dianggap sebagai informasi atau berita yang benar akibat masifnya berita hoaks itu. Sementara, masyarakat juga tidak memiliki pengetahuan dan sumber yang cukup, untuk membedakan informasi atau berita yang diperolehnya benar atau salah.”Kita harus memerangi berita hoax dan lebih bijak lagi dalam menggunakan media sosial,”pungkasnya.
Peserta acara Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional tahun 2020 “Sinergitas Polri dan Pers Perangi Hoax” di Joglo Polres Madiun, Selasa malam (11/2) itu, para mahasiswa, para Kapolsek di Polres Madiun dan wartawan sebanyak 100 orang peserta.
Sedang menurut Ketua PWI Madiun, Siswowidodo yang juga sebagai nara sumber dalam sarasehan itu, menyatakan, peran media massa, baik media online, Telivisi, Radio dan cetak sangat penting dalam menjaga kamtibmas bersama. “Berita hoax tidak hanya berupa tulisan maupun lisan tetapi juga bisa berupa gambar/foto. Karena itu, kita berharap dengan sinergitas seperti ini bisa mengantisipasi hal tersebut,”urainya. [dar]

Tags: