Polres Pasuruan Tertibkan Jasa Penukaran Uang Baru

Petugas dari Polres Pasuruan saat memeriksa jasa penukaran uang baru di Jl Mangga, Kecamatan Bangil, Selasa (30/6).

Petugas dari Polres Pasuruan saat memeriksa jasa penukaran uang baru di Jl Mangga, Kecamatan Bangil, Selasa (30/6).

Tuban, Bhirawa
Tingginya perputaran dan peredaran uang di bulan Ramadan hingga Idul Fitri ditengarai cukup berpotensi masuknya uang palsu (Upal) yang sengaja diedarkan oleh oknum tidak bertanggungjawab. Hal ini membuat Kapolres Tuban AKBP Guruh Arif Darmawan mengimbau masyarakat mewaspadai peredaran Upal. “Hati-hati, tidak menutup kemungkinan saat ini banyak oknum yang memanfaatkan moment untuk membuat dan menyebar uang palsu di Tuban,” imbau Kapolres Tuban AKBP Guruh Arif Darmawan (30/6).
Imbauan Kapolres ini agar masyarakat antisipasi ddan lebih teliti saat menerima uang dari berbagai transaksi agar terhindar dari aksi curang pengedar Upal. Sebenarnya, untuk membedakan uang yang asli dan palsu bisa melihat dengan kasat mata dan merabanya, seperti info layanan masyarakat yang selama ini sering disampaikan. “Jangan lupa untuk teliti dalam setiap transaksi, periksa uang sebelum beranjak dari lokas transaksi, biasanya uang palsu lebih halus dan mudah rusak serta tintanya mudah luntur,” terang Kapolres Tuban.
Kapolres juga menyampaikan pada masyarakat utamanya para nasabah bank yang akan melakukan penarikan uang tunai juga dihimbau untuk berhati-hati. Petugas kepolisian siap mengawal kepada masyarakat yang ingin mengambil uang tunai dengan nominal berapapun jika diperlukan. “Tidak hanya peredaran uang palsu, antisipasi terhadap tindak kejahatan juga akan kami lakukan. Anggota kami siap mengatar nasabah saat mengambil uang di bank hingga rumah, dan tidak ada biayanya untuk itu,” tegas AKBP Guruh.
Sementara itu, dari pantaun Bhirawa (30/6), pada sejumlah jalan di kota mulai bermunculan jasa penukaran uang baru pecahan kecil yang biasanya untuk salam tempel (Angpau) di hari lebaran. Jasa penukaran uang ini banyak ditemui di sejumlah perempatan Jalan Basuki Rachmad,Jalan Pemuda dan Jalan Lukman Hakim. Tidak hanya di pinggir jalan saja, jasa penukaran juga mangkal di seputaran Alun-Alun Tuban.
Untuk menarik pengguna jalan yang melintas para penjaja jasa penukaran ini tidak segan membeber uang kertas baru berbagai pecahan yang mereka sediakan untuk keperluan perayaan lebaran. “Sudah empat tahun ini menyediakan uang baru, dan empat tahun ini juga mangkal di jalan-jalan di Tuban.” kata Sony (30/6).
Tahun lalu Sony mampu menyediakan hingga 120 juta rupiah dalam waktu kurang dari satu bulan. Dengan pecahan uang yang disediakan mulai paling kecil pecahan dua ribu hingga dua puluh ribu. Untuk jasa penukarannya, Sony mematok harga setiap Rp100.000 uang baru yang ditukarkan dengan harga Rp110.000. “Setiap seratus ribu rupiah kita ambil sepuluh ribu aja mas,” terang pria asal kabupaten Lamongan ini.
Polisi Razia
Sementara itu, untuk mengantisipasi beredarnya uang palsu, Polres Pasuruan merazia sejumlah tempat penukaran uang baru tersebut yang berada area Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan. Kaur Bin Ops (KBO) Shabara, Iptu Saiful Anam menyampaikan dari hasil pemeriksaan terhadap sejumlah jasa penukaran uang baru, petugas tidak menemukan adanya uang palsu atau terindikasi kecurangan yang dimungkinkan akan dilakukan penyedia uang baru itu.
“Setelah kami periksa secara detail, yakni satu persatu uang dalam kemasan plastik kami buka serta diperiksa lembar uang pecahan secara keasliannya yang menggunakan teknik dilihat, diraba dan diterawang. Hasilnya, petugas tidak menemukan ada uang palsu,” ujar Iptu Saiful Anam disela-sela memeriksa jasa penukaran uang baru di Jl Mangga, Kecamatan Bangil, Selasa (30/6).
Ia pun menghimbau tetap waspada dan berhati-hati oleh peredaran uang palsu agar tidak tertipu. Termasuk juga harus mengantisipasi tindakan kriminal, lantaran keberadaan mereka yang memajang uang dalam jumlah banyak mengundang orang untuk berbuat jahat. “Bagi penyedia jasa penukaran uang, haruslah menyiapkan alat pendeteksi uang. Ini sangatlah penting menjelang lebaran. Untuk warga penukar uang pecahan baru, haruslah teliti sebelum bertransaksi,” kata Saiful Anam.
Tentusaja, razia penukaran uang baru sangatlah membantu para penyedia jasa penukaran uang. Dengan demikian, akan terciptakan rasa percaya diri terhadap jasanya. “Razia ini sangatlah membantu kami dalam hal penyedia jasa penukaran uang baru ini. Sebab, ada saja masyarakat yang tidak percaya pada kami tentang uang ini palsu ataukah tidak. Biasanya, masyarakat kalau akan tukar uang selalu menanyakan dulu, apakah ini uang beneran ataukah tidak,” kata Syaifuddin, salah satu penyedia jasa penukaran uang asli Sidoarjo.
Pihaknya juga mengantisipasi para pembeli dengan menggunakan alat sinyal uvi yang bisa mendeteksi uang palsu atau tidak. “Kalau masyarakat seperti itu, kami juga menggunakan alat sinyal uvi. Tujuannya sama, agar bisa mendeteksi apakah uang dari pembeli asli ataukah tidak,” papar Syaifuddin.
Dalam setiap transaksi penukaran uang baru senilai Rp100 ribu, ia mengambil untung sebesar Rp10 ribu. Persediaan mata uang dengan nominal yang beragam, mulai dari pecahan Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000 dan Rp 20.000.
“Per Rp100 ribu-nya saya mendapatkan mendapat keuntungan 10 persen. Jadi jika tukar Rp100 ribu, maka pembeli harus menyediakan uang Rp110 ribu. Untung sebesar Rp10 ribu itu merupakan jerih payah kami mengantre puluhan jam di kantor Bank Indonesia sebelum puasa Ramadan,” jelasnya. [hud,hil]

Tags: