Kapolres Pasuruan, AKBP Erick Frendriz saat menunjukan barang bukti dua kilogram sabu dari jaringan internasional. [Hilmi Husain/Bhirawa]
Polres Pasuruan berhasil menangkap dua kurir narkotika jenis sabu dengan barang bukti dua kilogram. Nilai barang haram tersebut mencapai Rp 4 miliar dan berasal dari jaringan internasional.
Kapolres Pasuruan, AKBP Erick Frendriz menyampaikan dua kurir yang ditangkap polisi yakni KMI (35) dan HRY (30). KMI dibekuk di sebuah konter handphone Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Sedangkan HRY diringkus di Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo.
“Berawal dari KMI yang kami amankan di Pandaan serta mendapatkan barang bukti sabu seberat dua gram. Usai penangkapan itu, kami melakukan pengembangan. Hingga akhirnya, polisi bergerak menangkap HRY di Sidoarjo,” ujar AKBP Erick Frendriz saat konferensi pers di Mapolres Pasuruan, kemarin.
Sedangkan dari HRY, diamankan barang bukti sabu seberat 2,075 kilogram. Sabu itu dibungkus menggunakan kemasan teh hijau. “Ini berawal dari jaringan internasional. Pabriknya di Myanmar yang masuk bisa dari Kalimantan atau Sumatra. Ini akan di-follow up oleh jaringan antarkota atau antarprovinsi di Indonesia,” papar Erick Frendriz.
Menurut Erick, dua kurir yang diamankan adalah level bawah dari jaringan. Antar kurir satu dan kurir dua tidak saling kenal. “Di kalangan pemakai, satu gram itu Rp 2 juta. Berarti apabila di total bisa Rp 4 miliar,” kata Erick Frendriz.
Dua tersangka ini, oleh polisi, dijerat pasal 114 ayat 2 subsider pasal 112 ayat 2 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Salah satu tersangka, KMI, menyatakan dirinya menjadi kurir sabu baru pertama kali. Ia mengaku paham risiko hukuman namun terpaksa melakukan karena tuntutan ekonomi. “Saya mendapatkan uang senilai Rp 500 ribu. Dan ini saya lakukan karena mendesak untuk kebutuhan ekonomi sehari-hari,” ujar KMI yang berkerja sebagai buruh bangunan. [hil]
