Polres Probolinggo Sterilkan Padepokan Dimas Kanjeng

Polres Probolinggo membongkar portal yang dipasang padepokan.

Polres Probolinggo membongkar portal yang dipasang padepokan.

Probolinggo, Bhirawa
Pasca ditangkapnya pimpinan padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, ratusan personel masih tetap disiagakan di area padepokan, guna menyeterilkan dari para santri dan warga. Bahkan demi warga sekitar Polres Probolinggo membongkar dua portal dan pos penjagaan yang didirikan pengikut Dimas Kanjeng.
Polisi dari Polres Probolinggo dan Polres tetangga lainnya, yang sudah dilengkapi tameng pelindung, dan senjata lengkap. Sementara para santri pengikut Dimas Kanjeng ini terus di cari ke tenda dan di pemukiman warga di sekitar padepokan.
Dari dalam rumah Dimas Kanjeng Taat Pribadi, polisi terlihat mengamankan beberapa berkas dan dokumen padepokan, guna penyelidikan lanjutan. Sementara dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat,  mengajak santri tobat kembali ke ajaran Islam yang benar.
Kapolres Probolinggo AKBP Arman Asmara Syarifuddin, Minggu (25/9) mengatakan ribuan personel memang sengaja dikerahkan, sebagai antisipasi perlawanan dari ribuan santri dari padepokan. Karena menurut data yang masuk, santri padepokantersebut mencapai 5 ribu orang lebih. Kasus pembunuhan terus didalami. Hingga saat ini polisi masih terus melakukan penjagaan dan mencari bukti-bukti lain di padepokan Dimas Kanjeng.
Selain itu pihak Polres juga melakukan pembongkaran dua portal, pasalnya portal yang menghalangi pejalan umum itu dipasang di sisi timur dan sisi barat, sehingga masyarakat yang menggunakan jalan tersebut harus mencari jalan alternatif. Jalan desa itu melewati padepokan Dimas Kanjeng.  “Karenanya kami lakukan pembongkaran dua portal yang dipasang tepat di depan Asrama Putra dan belakang Rumah Dimas Kanjeng sendiri,” ujar Kapolres.
Portal tersebut di buat oleh pengikut padepokan, semenjak salah satu ketua yayasan ditangkap oleh Polisi lantaran pembunuhan. Dimaksudkan agar warga umum tidak bisa melewat jalan umum sepanjang 400 meter di lingkungan padepokan. “Sekarang kami persilahkan warga masyarakat melewati jalan ini, karena jalan ini adalah jalan desa dan milik masyarakat umum. Siapapun boleh lewat di jalan ini tanpa harus di halang-halangi pihak manapun,” tegasnya.
Lebih lanjut dikatakan, pembongkaran portal tersebut untuk menyelamatkan aset desa. Mereka izinnya sementara dalam pemasangan portal itu, tapi nyatanya ditutup total. Warga pun dengan leluasa melewati jalan tersebut setelah dua portal yang menglangi dibongkar.
Polres Probolinggo bersama satuan Brimob Polda Jatim, juga melakukan pembongkaran pos penjagaan para santri di area padepokan. Polres Probolinggo terus melakukan penjagaan di sekitar padepokan, dan patroli masih terus dilakukan oleh satuan Shabara Polres Probolinggo. Petugas memberi imbauan kepada para santri untuksegera meninggalkan tenda di padepokan dan pulang kerumah masing-masing.
Polisi juga meminta agar santri tidak menganggu aktifitas warga sekitar, dan juga melarang warga sekitar untuk melintas di jalan, yang kebetulan melewati padepokan. Santri ini yang bertahan karena sudah telanjur cinta kepada padepokan. Rencanaya beberapa hari ke depan, polisi akan melakukan rekonstruksi terjadinya pembunuhan di padepokan, yang selama ini memnjadi perbincangan khalayak. [wap]

Tags: