Polri Tetapkan Waketum Dewan Sidoarjo Tersangka

Kuasa hukum pelapor Andi Samsul Bahri SH usai mendampingi kliennya melapor di Mapolres Sidoarjo, kemarin.

Kuasa hukum pelapor Andi Samsul Bahri SH usai mendampingi kliennya melapor di Mapolres Sidoarjo, kemarin.

Sidoarjo, Bhirawa
Wakil Ketua DPRD Sidoarjo, M Rivai, membantah informasi yang beredar kalau dirinya sudah dijadikan tersangka di Polres Sidoarjo, berkaitan kasus dugaan ijasah palsunya. Ditemui di ruang kerjanya, Senin (14/9) kemarin, Rivai membantah semua tuduhan yang dialamatkan padanya.
Rivai menegaskan, Ijasah sarjana Universitas Yos Sudarso diperolehnya secara legal tahun 2013. Memang ada Pengurus Gerindra Sidoarjo yang memasukkan ijasah sarjana 2002 ke KPUD Sidoarjo saat Pemilu 2014. ”Saya tak menggunakan ijasah sarjana 2002. Saya nggak tahu bagaimana oknum Gerindra bisa memasukkan ijasah sarjana tahun 2002,” tukasnya.
Dalam Pemilu aturan PKPU sebenarnya tak melarang penggunaan ijasah SLTA. Ijasah SLTA nya juga sudah dilampirkan saat pendaftaran. Untuk melengkapi itu ditambahkan ijasah S1 yang dikeluarkan Universitas Yos Sudarso tahun 2013.
Sumber di Polres Sidoarjo mengatakan, Rivai telah ditetapkan sebagai tersangka atas ijazah sarjana yang diduga palsu. Rivai mengaku dirinya bulan lalu dimintai keterangan sebagai saksi Polres Sidoarjo. ”Saya jadi saksi dan saya sampaikan ke penyidik bahwa sekretaris partai yang sudah dipecat telah mengaburkan fakta yang dimiliki,”  tegasnya.
Rivai merasa yakin ini persoalan politik. Dan proses hukumnya berbulan-bulan bahkan bertahun tahun.
Dari keterangan Sekwan belum menerima surat dari Polres untuk M Rivai sebagai tersangka. Memang ada surat pemanggilan sebagai saksi.
Kasus dugaan ijasah palsu yang dihadapi Rivai tak lepas dari konflik Partai Gerindra Sidoarjo. Bulan lalu Rivai memecat beberapa Pengurus Gerindra yang dianggap melakukan pembangkangan, termasuk Sekretaris DPD Partai Gerindra Sidoarjo, Bambang Pujianto. Bambang yang anggota DPRD Sidoarjo malah tak diberi posisi sama sekali di kepengurusan partai. Bambang diganti Soewono yang selama ini diaggap tak berpengalaman mengelola partai. Selain itu Rivai memiliki banyak lawan politik yang sebelumnya pernah disingkirkan. Rupanya lawan-lawannya bekerjasama untuk menjatuhkannya. [hds]

Tags: