Polresta Batu Ajak Tokoh Agama Cegah Radikalisme

Kapolres Batu, AKBP Leo Simarmata saat melakukan dialog terbuka tentang radikalisme bertempat di Mapolres Batu, Jumat (4/3)

Kapolres Batu, AKBP Leo Simarmata saat melakukan dialog terbuka tentang radikalisme bertempat di Mapolres Batu, Jumat (4/3)

Kota Batu, Bhirawa
Terungkapnya keberadaan dan kegiatan radikalisme di Malang Raya, menuntut kepolisian di Kota Batu meningkatkan kewaspadaan dan langkah antisipasi.
Salah satunya dengan merangkul para tokoh agama untuk diajak bekerja sama. Jumat (4/3), bertempat di Mapolres Batu, Polisi dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Batu bersepakat untuk memberantas segala bentuk kegiatan radikalisme.
Kapolres Batu, AKBP Leo Simarmata, mengatakan saat ini dimanapun bisa disusupi oleh paham aliran radikalisme. Kalau masyarakat tidak waspada, maka mereka tidak akan menyadari jika telah masuk aliran radikal bahkan menjadi seorang teroris.
“Karena itu saya meminta para pemimpin umat dari semua agama untuk membentengi umat atau jamaahnya agar tidak terpengaruh aliran radikal,”ujar Leo Simarmata, Jumat (4/3). Hal ini pula yang menjadi tema pertemuan antara para Petinggi Polres Batu dengan perwakilan semua agama yang ada di FKUB.
Leo Simarmata tak menyangkal jika beberapa waktu lalu di estate atau pemukiman di Batu pernah terungkap adanya kegiatan radikalisme. Tak hanya itu, beberapa lokasi hutan seperti Coban Rais dan Coban Rondo juga memiliki potensi yang bagus untuk dijadikan tempat pelatihan bagi kelompok terorisme.
“Bahkan dr.Azhari yang menjadi salah satu pemimpin teroris juga tertangkap di sebuah villa yang ada di Kota Batu,”jelas Leo Simarmata. Dengan fakta ini, Kapolres mengajak semua tokoh agama untuk berpartisipasi dalam melindungi dan membentengi masing-masing jamaahnya. Kapolres mengaku upaya melindungi masyarakat dari susupan paham radikal tidak akan bisa optimal tanpa adanya kerja sama dengan tokoh agama.
Menyikapi hal ini, ketua FKUB Batu KH Abdul Rochim mengatakan, sejak awal pihaknya sudah dan akan terus menentang segala bentuk aliran dan ajaran radikalisme.
“Bahkan pada tanggal 22 Januari 2016 kemarin, kita telah melakukan deklarasi bersama menentang segala bentuk radikalisme yang mengatasnamakan agama,”ujar Abdul Rochim. Iapun tak memungkiri bahwa aliran seperti ini berpotensi mengancam kerukunan masyarakat.
Hal senada juga disampaikan ketua Majelis Ulama’ Indonesia (MUI) Kota Batu, KH. Muh. Nur Yasin. Iapun memberikan apresiasi positif kepada Polres Batu yang selama ini sangat respon dan mudah untuk diajak bekerja sama. Termasuk kerja sama untuk melakukan pencegahan terhadap kegiatan yang bertentangan dengan agama.
“Kita pernah membuat rekomendasi untuk melarang penyelenggaraan konser yang rentan banyak terjadi kemaksiatan. Dan saat itu Polres langsung merespon dengan menggagalkan konser tersebut,”ujar Nur Yasin.  [nas]

Tags: