Polresta Batu, Pemkot, dan Pupaga Kunjungi Dua SMA

Tim Gabungan saat memberikan pemahaman terkait penyikapan kekerasan terhadap anak dan perempuan di SMAN 1 Batu, Jumat (2/3)

(Tindak Lanjuti MoU Penanganan Kekerasan Anak)
Kota Batu,Bhirawa
Tim Gabungan yang terdiri dari Pemerintah Kota, Polisi, serta aktivis Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) mengunjungi beberapa SMA di Kota Batu, Jumat (2/3). Mereka memberikan edukasi pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan kepada para siswa. Giat ini merupakan tindak lanjut dari Kesepakatan Bersama atau Master of Understanding (MoU) yang telah dibuat sehari sebelummnya.
Diketahui, Polresta Batu telah menginisiasi digelarnya Focus Group Discussion (FGD) tentang pencegahan kekerasan perempuan dan anak. Giat ini diakhiri dengan MoU terkait penanganan dan pencegahan kekerasan anak dan perempuan antara Pemkot Batu dan Polres Batu.
“Kekerasan terhadap perempuan dan anak fenomena gunung es. Semakin kami turun ke masyarakat semakin muncul informasi. Dua bulan terakhir ini saja sudah ada lima kasus yang kami tangani,”ujar Kabag Humas Polres Batu, AKP Supriyanto.
Kemarin Tim Gabungan Pemkot dan Polres Batu menyambangi SMAN 1 dan SMAN 2 yang ada di Kota Batu. Dalam pemberian pemahaman terhadap para pelajar, mereka mengajak serta Konselor Puspaga Kota Batu, Yumei Astutik.
Yumei mengatakan bahwa para orangtua perlu dievaluasi mengenai perannya untuk anaknya. Sebab, masih ditemukan orangtua yang mengasuh anaknya tidak didasari cinta dan kasih sayang. “Orangtua harus paham bahwa sekali membentak kepada anak ada satu syaraf yang putus,” ujar Yumei, ditemui usai menyampaikan edukasi di SMAN 2 Batu.
Selain itu, lanjut Yumei, edukasi parenting tidak cukup hanya dilakukan sekali. Butuh waktu panjang atau long education yang terstruktur dan terprogram dengan fokus tema yang diberikan tentang pengasuhan ramah otak dan ramah anak.
Perempuan juga Dosen Psikologi di Universitas Merdeka Malang ini menambahkan, edukasi ini bertujuan untuk meraih zero accident untuk kekerasan perempuan dan anak. Hal ini dengan menekan seminim mungkin terjadinya korban tindak kekerasan utamanya korban asusila.
“Karena bagi kami satu kasus saja sudah masalah besar. Melalui momen ini kami bergerak bersama- sama untuk melakukan pencegahan sedini mungkin dengan memberikan pemahaman kepada anak-anak,” jelas Yumei.
Menanggani hal ini, Waka Humas SMAN 2 Batu, Bintoro mengungkapkan bahwa program ini sangatlah membantu bagi pihak sekolah. Harapannya semakin menambah wawasan siswa-siswi. “Sekolah juga berfungsi melakukan tindak preventif, melalui BK, anak anak diupayakan memiliki ketahanan dan reaksi produktif,” ujar Bintoro.(nas)

Tags: