Polrestabes Gagas Kurikulum Berlalu Lintas

Kurikulum Berlalu Lintas (1)Surabaya,Bhirawa
Polrestabes Surabaya dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) merintis Kurikulum Kelalulintasan untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam berlalu lintas sejak dini, khususnya bagi kalangan kampus.
“Kampus merupakan tempat akademisi yang selama ini menjadi figur keteladanan bagi masyarakat, karena itu kami bekerja sama untuk mendorong kepatuhan dan kedisiplinan,” kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Yan Fitri H di Rektorat Unesa, Selasa.
Dalam “Police Goes to Campus” yang dihadiri Dekan Fakultas Teknik Unesa Prof Dr Ekohariadi itu, Kapolrestabes mengatakan kerja sama itu diwujudkan dalam bentuk “kurikulum tersembunyi” (kurikulum tidak langsung) yang diterapkan pada mata kuliah pada sejumlah jurusan di Unesa.
“Intinya berbentuk pembelajaran yang mendorong kepatuhan pada peraturan, kedisiplinan, informasi tentang risiko berlalu lintas yang tidak benar, dan informasi tentang cara berkendara yang nyaman dan aman,” katanya.
Dengan pembelajaran seperti itu, mahasiswa Unesa diharapkan menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas, baik untuk kepentingan diri sendiri maupun kepentingan mengingatkan teman sebaya.
Senada dengan itu, Dekan Fakultas Teknik Unesa Prof Dr Ekohariadi menyatakan kerja sama dengan Polrestabes Surabaya itu memang akan menyelipkan karakter berlalu lintas ke dalam mata kuliah di semua jurusan di Unesa.
“Hanya saja, karakter itu bersifat ‘indirect instruction’, sehingga hasilnya juga tidak bisa langsung diketahui, sebab kepatuhan, kedisiplinan, ketertiban, pengabdian, dan semacam itu memang tidak ada ukurannya,” katanya.
Bahkan, cara pembelajarannya juga lebih kompleks, karena sangat perlu pembiasaan terus menerus dan juga keteladanan. “Misalnya kalau mahasiswa datang terlambat 5 menit, dia dianggap tidak datang, sehingga muncul disiplin,” katanya.
Meski cara pembelajarannya yang kompleks, kurikulum kelalulintasan itu bisa diterapkan untuk semua jurusan atau program studi secara sisipan atau selip (masuk secara tidak langsung), di antaranya manajemen transportasi untuk fakultas teknik, tidak parkir sembarangan untuk IPS, dan sebagainya.
Operasi Patuh 2015 Sementara itu, Polda Jatim menggelar operasi kepolisian terpusat bersandi “Patuh Semeru 2015” selama 14 hari mulai tanggal 27 Mei hingga 9 Juni 2015 yang melibatkan 3.029 personel kepolisian se-Jatim.
“Itu (Operasi Patuh yang merupakan kelanjutan dari Operasi Simpatik) dilakukan untuk menekan korban kecelakaan di jalan raya menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1436 H,” kata Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf dalam gelar apel Operasi Patuh Semeru 2015 itu.
Dalam apel di lapangan Mapolda Jatim (26/5), ia mengharapkan operasi itu akan mendorong masyarakat untuk lebih tertib, disiplin, dan menaati rambu-rambu lalu lintas di jalan sejak sekarang hingga menjelang berangkat mudik lebaran.
“Sasaran operasi adalah potensi gangguan, ambang gangguan, dan gangguan nyata, sedangkan target operasi nantinya meliputi orang, benda, lokasi atau tempat dan kegiatan. Target kegiatan itu misalnya berkendara dengan HP, berkendara tanpa helem SNI, dan sebagainya,” katanya.
Senada dengan itu, Dirlantas Polda Jatim Kombes Pol Verdianto Iskandar mengatakan Operasi Patuh Semeru 2015 mengedepankan Konsep 3-S (Senyum, Sapa, dan Salam) dalam rangka menciptakan situasi Keamanan Ketertiban Keselamatan dan Kelancaran (Kamtibselcar) dalam berlalu lintas.
Selain menekan angka kecelakaan, mengurai kemacetan dan mengurangi pelanggaran lalu lintas serta mencegah tindak kriminalitas di jalanan, Operasi Patuh Semeru 2015 juga untuk memperbaiki citra Polantas di mata masyarakat, karena itu anggota diminta untuk persuasif, meski tegas.
“Senyum, sapa dan salam, namun tetap tegas dalam menjalankan tugas dan kewajiban merupakan proyeksi utama menghilangkan sikap arogan dan berlebihan anggota Polantas,” katanya. [tam]

Tags: