Polri-BC Gelar Rakornis Peredaran Narkoba

Direktur-Tindak-Pidana-Narkoba-Bareskrim-Polri-Brigjen-Pol-Antam-Novambar-beserta-Kapolda-Jatim-Irjen-Pol-Anton-Setiadji-usai-Rakornis-Rabu-[10/2].-[abednego/bhirawa].

Direktur-Tindak-Pidana-Narkoba-Bareskrim-Polri-Brigjen-Pol-Antam-Novambar-beserta-Kapolda-Jatim-Irjen-Pol-Anton-Setiadji-usai-Rakornis-Rabu-[10/2].-[abednego/bhirawa].

Polda Jatim, Bhirawa
Pasca ditetapkan Indonesia Darurat Narkoba, jajaran Polri beserta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) kembali melakukan rapat koordinasi teknis (Rakornis) di Hotel Singgasana, Surabaya, Rabu (10/2). Pembahasan pada rakornis difokuskan pada pencegahan masuknya narkoba dari luar negeri melalui jalur internasional.
Kegiatan Rakornis yang diikuti sekitar 76 personil dari Direktorat Narkoba se Indonesia ini, dihadiri oleh Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Antam Novambar, Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji, serta Pejabat dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Antam Novambar mengatakan, rakornis ini membahas terkait pencegahan masuknya narkoba dari luar negeri melalui jalur internasional. Selain melakukan pengawasan melalui jalur darat dan udara, kini jalur laut lebih menjadi prioritas pencegahan masuknya narkoba di Indonesia.
Bahkan, Antam menegaskan, para pengedar maupun jaringan narkoba internasional sudah tahu bahwa jalur darat dan udara sudah tidak aman lagi. Maka jalur laut menjadi prioritas pengamanan dari peredaran narkoba jaringan internasional dan nasional.
“Di laut ada ribuan jalur tikus. Inilah yang menjadi celah bagi para pengedar narkoba yang mencoba mengedarkan barang di Indonesia,” tegas Brigjen Pol Antam Novambar usai Rakornis, Rabu (10/2).
Untuk itu, Antam menekankan adanya koordinasi antara Polri, Bea Cukai, dan TNI AL dalam pencegahan narkoba di jalur laut. Ditanya tentang jalur tikus yang ada di Jatim ? Antam mengaku belum mengetahui secara pasti hal itu. Namun, Ia mengaku menunggu laporan dari Dirnarkoba Polda Jatim terkait jalur laut yang dicuriga atau memungkinkan masuknya narkoba ke Jatim.
“Untuk jalur laut kita koordinasikan juga dengan TNI AL dan BNN. Terutama TNI AL, karena mereka yang mempunyai otoritas di laut,” jelas Antam.
Mantan Karokorwas PPNS Bareskrim Polri ini menambahkan, tidak jarang petugas menemukan narkoba yang berasal dari luar negeri. Bahkan, untuk narkoba jenis ekstasi, Antam mengaku, kebanyakan berasal dari Cina, Eropa, dan Belanda. Sementara untuk sabu, kebanyakan berasal dari Cina.
Disinggung tentang banyaknya narkoba yang masuk ke Indonesia ? Antam menjawab “Coba liat peta Indonesia, banyak sekali pintu masuk. Itu saja baru di wilayah Jawa, belum yang di luar Jawa. Negara kita luas sekali, sedangkan Polisi hanya beberapa ekor, mampu gak mengawasi ?”.
Lanjut Antam, dengan banyaknya narkoba yang masuk ke Indonesia, Ia mengaku sedikit demi sedikit bisa melakukan pencegahan ataupun penindakan. Hal itu dibuktikannya dengan penindakan ribuan kilo narkoba yang dilakukan olehnya. “Terkahir kita ada penindakan terhadap ribuan narkoba, Cuma belum diekspose. Inilah bentuk keyakinan kami dalam memberantas narkoba, dengan segala kekurangan,” pungkasnya.
Sementara itu Kabid Humas Polda Jatim Kombel Pol Raden Prabowo Argo Yuwono menambahkan, Rakornis ini merupakan sinergitas antara Polri dan Bea Cukai dalam upaya pencegahan peredaran narkoba. Adapun bentuk kerjasamanya yakni meminimalisir masuknya narkoba ke Indonesia, sesuai dengan SOP masing-masing instansi.
“Misalnya, kalau ada kasus penyelundupan ? kan dipelabuhan udara dan laut, bea cukai punya otoritas disana. Jadinya kita kerjasama dengan bea cukai, sebisa mungkin kita cegah bersama sesuai dengan Undang-undang pada masing-masing instansi,” tambahnya. [bed]

Tags: