Polusi, Warga Tuban ”Tuntut PLTU Ditutup”

Simulasi PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) UBJOM Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) saat penanganan huru hara diwarnai aksi bakar ban, dan penjinakan bom. (Khoirul Huda/bhirawa)

Simulasi PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) UBJOM Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) saat penanganan huru hara diwarnai aksi bakar ban, dan penjinakan bom. (Khoirul Huda/bhirawa)

Tuban, Bhirawa
Melibatkan 300 anggota polisi dan masyarakat, Kepolisian Resort (Polres) Tuban bersama PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) UBJOM Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban kemarin (22/11) menggelar simulasi penanganan huru hara diwarnai aksi bakar ban, dan penjinakan bom. “Simulasi ini untuk meningkatkan kapasitas karyawan serta kesiapan PLTU menghadapi ancaman,” kata General Manager PT PJB UBJOM PLTU, Hendri Bastian, saat ditemui di area PLTU (22/11).
Lebih lanjut Hendri Bastian menjelaskan, jika kegiatan ini sebagai langkah untuk memperoleh sertifikat emas bagi induk perusahaan PLN Jawa Bali. Selain itu, pihaknya berharap semua pihak mendukung PLTU supaya mampu memproduksi listrik sebesar 2×3,5 Mega Watt (MW).
Pihak PT PJB UBJOM PLTU mengucapkan terimakasih kepada stake holder terkait, mulai Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban, Polres, Kodim 0811, Satpol PP, Muspika Jenu, dan masyarakat. PLTU menyadari posisinya sebagai objek vital nasional tidak dapat beroperasi tanpa dukungan semua pihak. “Untuk mensinergikan pihaknya membentuk Forum Komunikasi Masyarakat dan Kepolisian (FMK),” imbuhnya.
Forum tersebut diharapkan menjadi wadah komunikasi, antara aparat keamanan dan masyarakat maupun masyarakat dengan PLTU.
Sementara, Kapolres Tuban, AKBP Fadly Samad, menegaskan, jika upaya simulasi kali ini sangat penting untuk meningkatkan kapasitas perusahaan dalam manajemen keamanan. Dimana manajemen keamanan tidak kalah pentingnya dengan manajemen publik. “Semakin sering simulasi dilakukan artinya kesiapan keamanan di PLTU semakin baik,” kata Kapolres.
Fadly menjelaskan, apabila manajemen security kini menjadi jawaban atas globalisasi. Dimana faktor keamanan menjadi faktor utama bagi perusahaan. Semakain tinggi ancaman keamanan di suatu perusahaan, maka semakin besar biaya yang harus dikeluarkan untuk mengantisipasinya.
Pihaknya memproyeksikan pasca simulasi ini setiap karyawan PLTU mandiri dan sigap menghadapi ancaman. Selain itu, memahami dan mengetahui apa yang dilakukan ketika terjadi huru hara maupun adanya teror bom.?”Terpenting PLTU harus merangkul warga sekitar, sebab bukan tidak mungkin ketika terjadi ancaman yang datang membantu lebih cepat,” pungkasnya.
Pantauan Bhirawa di lokasi, simulasi berawal dengan adanya puluhan warga yang berunjuk rasa menuntut PLTU untuk tutup. Selama ini asap pembakaran batu bara di PLTU dinilai mengganggu kesehatan warga dan memicu polusi lingkungan.
Mediasi antara demontrans dan pihak PLTU tidak berhasil, sehingga kericuhan tak terhidarkan. Baku hantam tak dapat dihindari, dan ada dua demonstrans yang terluka parah akibat gigitan anjing. Pasca huru hara selesai, petugas juga menemukan bom yang berbahan Trinitrotoluene (TNT). Tim Penjinak Bom (Jibom) dari Brimob Polda Jatim akhirnya berhasil mengamankan lokasi. [hud]

Tags: