Polwan Kawal Tahanan Pakai Kebaya , Perempuan Bangsa Sebar Bingkisan

Meski-mengenakan-kebaya-Polwan-Unit-Resmob-Sat-Reskrim-Polrestabes-Surabaya-tetap-melaksanakan-tugas-sebagai-pengawal-tahanan-Kamis- [214].-[abednego/bhirawa].

Meski-mengenakan-kebaya-Polwan-Unit-Resmob-Sat-Reskrim-Polrestabes-Surabaya-tetap-melaksanakan-tugas-sebagai-pengawal-tahanan-Kamis- [214].-[abednego/bhirawa].

(Peringatan Hari Kartini di Surabaya)
Surabaya, Bhirawa
Kemeriahan Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April tidak hanya nampak di lingkungan Sekolah maupun instansi-instansi pelayanan public saja. Hal ini juga nampak di kalangan Polisi Wanita (Polwan) Polrestabes Surabaya, dimana Polwan pengawal tahanan pun turut memeriakan peringatah Hari Kartini dengan menggenakan baju kebaya ala Raden Ajeng Kartini.
Suasana Kartini nampak saat dua anggota Polwan Unit Resmob Sat Reskrim Polrestabes Surabaya mengawal tersangka kasus penipuan dan penggelapan keluar dari ruang tahanan, Kamis (21/4). Meski terlihat feminim dengan menggenakan baju kebaya dan jarik (celana) Jawa, namun kedua Polwan tetap dibekali senapan ss1 atau senapan serbu sebagai anggota Polisi.
Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya Kompol Lily Djafar mengaku, penggenaan baju kebaya ala Jawa ini merupakan wujud apresiasi anggota terhadap perjuangan RA Kartini pada jaman dulu. Apalagi sebagai Polwan, lanjut Lily, peringatan Hari Kartini di Polrestabes Surabaya dirayakan dengan menggenakan baju kebaya bagi segala Unit kajaran.
“Sebagai Kartini-kartini penerus, biasanya kita menggenakan pakaian dinas. Karena momennya peringatan Hari Kartini, seluruh Polwan Unit jajaran Polrestabes Surabaya memperingati dengan menggenakan baju kebaya beserta jarik jawa,” kata Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya Kompol Lily Djafar, Kamis (21/4).
Meskipun saat ini emansipasi wanita sudah kuat, namu Lily berharap agar kaum hawa tetap mengingat kodratnya sebagai perempuan. Salah satu contohnya, yakni tetap mengedepankan sikap feminim dengan berpakaian dan berperilaku baik sebagaimana dicontohkan RA Kartini di jamannya. Diakui Lily, penggenaan kebaya bagi Polwan tidak mengganggu tugas rutin sebagai anggota Polri.
Mantan Kasubbag Polres Pelabuhan Tanjung Perak ini menambahkan, penggunaan kebaya dilakukan disetiap Unit Pelayanan maupun staf wanita Polrestabes Surabaya. Bahkan, Unit Reskrim, Satreskoba, dan Satlantas pun turut mengenakan baju kebaya. Untuk anggota Satlantas, Lily mengaku para Polwan Lantas melakukan pelayanan public dengan mengenakan baju kebaya.
Perempuan Bangsa Sebar  Bingkisan
Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Perempuan Bangsa Jawa Timur turut dalam momentum peringatan hari Kartini, Kamis (21/4) kemarin. Bahkan, badan otonom Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menaruh apresiasi kepada perjuangan seorang Ibu saat melahirkan dan juga sebagai tulang punggung keluarga. Mereka datang langsung ke rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo dan Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran untuk menyerahkan bingkisan dan taliasih.
Ketua DPW Perempuan Bangsa Jawa Timur Annisa Syakur mengatakan, ibu melahirkan layaknya para pejuang. Mereka bersusah payah merawat bayi yang dikandungnya sampai masamelahirkan.Perjuangan Ibu ini lanjut Annisa, tidak bisa dianggap remeh, melalui rahim seorang ibu, akan muncul peradaban baru dan bisa saja itu pemimpin masa depan.
“Perempuan yang melahirkan itu kan juga berjuang, bagaimana bayinya lahir dengan selamat, sehat, ibunya juga sehat. Tadi juga ada yang membuat sedih kami, bayinya lahir tapi ibunya meninggal, jadi Ibu ini jasa dan perjuangannya tinggi,” ungkap Anissa saat ditemui di THP Kenjeran yang juga memberikan bingkisan kepada ibu-ibu nelayan.
Selain itu, Perempuan Bangsa Jawa Timur juga membagikan seribu bunga teratai kepada ibu-ibu nelayan. Menurutnya, bunga teratai mempunyai beberapa karakteristik. Pada hari Kartini berharap simbol teratai akan menyatu kepada perempuan agar tegar dan tidak menyerah dalam dunia global. “Perempuan senantiasa kokoh dan bertahan hidup agar lebih bisa mandiri. Dengan itulah teratai sebagai simbol,” terangnya.
Sementara, Lilik Hakim Penasehat DPW Perempuan Bangsa Jawa Timur menerangkan hari Kartini merupakan momen penting bagi perempuan. Apa yang dilakukan RA Kartini waktu itu merupakan bentuk perjuangan sehingga perempuan seperti sekarang ini.
“Apa yang dipelopori RA Kartini ini tentunya dalam berbagai aspek. Kita sebagai perempuan memperhatikan berbagai aspek baik itu kesehatan, pendidikan, dan lainnya semua sama. Perempuan ini juga memiliki kedudukan yang sama dengan laki-laki,” urainya.
Dalam kesempatann ini DPW Perempuan Bangsa Jawa Timur juga memberikan keperluan ibu-ibu nelayan Pantai Kenjeran berupa topi caping dan kail untuk melaut. “Selain sembako, kami memberikan topi dan kail untuk membantu melaut,” tambah  Sekertaris DPW Perempuan Bangsa Jawa Timur Anik Maslaha. [bed.geh]

Tags: