Pondok Pesantren Wadul DPRD Gresik Pinjam Alat Kesehatan Dinkes Tak Digubris

Pengurus dan anggota RMI NU wadul dewan di terima di ruang paripurna.

Gresik, Bhirawa.
Belum ada perhatian serius dari pemkab, pengurus dan anggota Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU). Wadul DPRD, berharap ada solusi peran dan perhatian terkait dengan kembalinya santri ke pondok pesantren.

Menurut Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Gresik, H. Ala’uddin (Gus Ala’) memgatakan, sejak di bolehkanya santri kembali ke pondok pesantren tanggal 15 Juni kemarin. Oleh Gubernur Jatim, hingga sekarang pemkab ( bupati ) Gresik. Belum ada kabar baik dan perhatian serius, sedangkan di kabupaten lain sudah dilakukan.

“Gresik ini kota santri, seharusnya bupati punya perhatian serius pada pondok pesantren. Tidak di biarkan sehingga pondok harus jemput bola tanya, saat pemberlakuan new normal. Kami ke DPRD, berharap perhatian dan dukungan agar segera bupati punya kebijakan terhadap pondok pesantren.”ujarnya.

Jumlah santri di Gresik, sekitar 10 ribu lebih yang tersebar di pesantren besar, sedang dan kecil. Bahkan sekarang sudah ada yang kembali ke pondok, dengan menerapkan aturan kesehatan yang telah di tetapkan pondok sendiri. Seperti 14 dirumah isolasi mandiri, surat kesehatan dari puskesmas dan cek poin tes suhu badan pada saat masuk pondok.

“Ponpes Daruttaqwa pernah menghubungi dinas kesehatan (Dinkes) Gresik, konsultasi untuk pinjam alat kesehatan dan tenaga medis kesehatan ternyata tidak ada yang datang. Padahal hanya pinjam
karena thermal gun tidak murah, yang kami lakukan mengikuti anjuran pemerintah seperti yang digaungkan Pemkab Gresik. Penegakan Protokol Kesehatan (PPK) diterapkan, tapi tidak ada respon.”ungkapnya.

Ditambahkan Ala’uddin (Gus Ala’), bahwa per tanggal 1 Juli besok ponpes akan dibuka kembali. Datangnya santri akan di buat bergelombang, tidak serentak semuanya. Kita berharap, dewan bisa menjembatani bupati untuk ikut dalam peranya terhadap protokol kesehatan.

Sementara Ketua DPRD Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan, bahwa ikut prihatin setelah ini akan di sampaiakan ke bupati. Termasuk permintaan pondok pada Dinkes agar bisa mendampinggi dan pinjamkan alat kesehatan. Juga akan meminta pada BPBD, untuk memberikan masker dan memasang alat cuci tangan. [kim]

Tags: