Ponpes Bahrul Maghfiroh Berikan Sekolah Gratis

Gus Luqman (kiri) didampingi Wakil Bupati Malang H Ahmad Subhan (kanan) saat pembukaan Ponpes Bahrul Maghfiroh, Jumat (20/6) malam. [cahyono]

Gus Luqman (kiri) didampingi Wakil Bupati Malang H Ahmad Subhan (kanan) saat pembukaan Ponpes Bahrul Maghfiroh, Jumat (20/6) malam. [cahyono]

Kabupaten Malang, Bhirawa
Masih banyak warga yang tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang lebih tinggi.  Pondok Pesantren (Ponpes) Bahrul Maghfiroh Cabang Pakis yang berada di Desa Asrikaton Kecamatan Pakis Kabupaten Malang menjawab kesulitan itu dengan memberikan pendidikan gratis.
Keceriaan terlihat pada orangtua wali murid yang saat ini anaknya diterima untuk menempuh pendidikan agama Islam dan pendidikan umum tingkat SMP di Pondok Pesantren (Ponpes) Bahrul Maghfiroh Cabang Pakis yang berada di Desa Asrikaton Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Maklum masuk ponpes tersebut semua siswa atau santri tidak dikenakan biaya pendidikan hingga lulus sekolah. Bahkan, bagi siswa yang berprestasi akan mendapatkan kesempatan bersekolah atau kuliah gratis di negara Yaman.
“Kami memberikan sekolah gratis kepada masyarakat, karena masih banyak orangtua yang tidak mampu untuk mensekolahkan anaknya ditingkat lanjutan. Sehingga kami tergugah untuk membantu masyarakat, agar mereka memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan,” kata Pengasuh Ponpes Bahrul Maghfiroh KH Luqman Al Karim yang dikenal dengan sebutan (Gus Luqman), Minggu (22/6).
Menurutnya, hingga saat ini dia memiliki cabang ponpes sebanyak 15 tempat, termasuk juga berada di wilayah Jawa Barat (Jabar). Sedangakan dari ponpes yang dimiliki ini, semua siswa tidak membayar alias gratis. Tercatat jumlah siswa dan santri kurang lebih 1.000 orang yang belajar di Ponpes Bahrul Maghfiroh dan semuanya gratis. Namun, Gus Luqman juga mengaku, masih banyak orangtua yang merasa gengsi jika anaknya bersekolah di sekolah gratis.
Pihaknya mendirikan sekolah berbasis pendidikan agama Islam, yakni selain membantu pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa,  juga bertujuaan agar siswa dan santri yang dididik ini, nantinya bisa memiliki akhlak yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam, serta berguna untuk masyarakat. Sedangkan pendirian ponpes gratis, bukan karena pencitraan maupun ada unsur politis.
“Tapi hanya semata-semata untuk mengabdi pada Allah, yaitu dengan memintarkan dan mencerdaskan masyarakat. Apalagi masyarakat memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan, baik itu pendidikan agama Islam maupun pendidikan umum,” paparnya.
Ponpes Bahrul Maghfiroh ini, jelas Gus Luqman, pertama didirikan di wilayah Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Sedangkan dalam 10 tahun terakhir ini, pihaknya sudah membuka cabang di berbagai daerah di Jawa Timur (Jatim) dan Jabar. Dan Ponpes yang dibuka di Desa Asrikaton itu, ponpes yang ke-15.
Sementara, lanjut Gus Luqman, siswa dan santri yang sudah lulus dari pendidikan di Ponpes Bahrul Maghfiroh, baik di tingkat SMP dan SMA, kini sudah menyebar di seluruh Indonesia. “Dan bahkan, tidak sedikit meneruskan perjuangan Islam dengan menjadi mubaliq, serta membuka pondok pesantren sendiri, dan sebagian juga mendalami ilmu pendidikan Islam di berbagai negara Timur Tengah ,” tandasnya.
Sejumlah wali murid mengaku gembira anaknya bisa bersekolahg gratis di Ponpes Bahrul Maghfiroh di Desa Asrikaton. Seorang wali murid, Suroso, mengatakan sebelumnya dia bingung untuk menyekolahkan anaknya setelah lulus SD tahun ini. Sebab, untuk melanjutkan sekolah ke SMP, butuh dana yang tak sedikit. “jujur sebelumnya saya bingung karena ketiadaan biaya, syukurlah Gus Luqman menggratiskan sekolah anak saya di ponpesnya, beban saya sedikit berkurang,” terang  wali murid asal Desa Jabung Kecamatan Jabung Kabupaten Malang yang berprofesi sebagai buruh tani.
Dengan sekolah dan mondok gratis, kata Suroso, sangat membantu masyarakat miskin seperti yang dia alami. Karena masih banyak orangtua di wilayah Desa Jabung yang tidak bisa menyekolahkan anaknya ke SMP karena biaya. Rata-rata anak-anak hanya lulus SD.
Soroso berharap, agar kepedulian pendidikan khusus kepada warga miskin tidak hanya mendapatkan perhatian dari para pengasuh ponpes saja, tapi juga Pemkab Malang. “Pemkab Malang semestinya  memperhatikan kelangsungan kelanjutan pendidikan bagi anak-anak miskin. Sebab, saat ini sekolah negeri  saja biayanya sangat mahal, sehingga yang bisa menikmati pendidikan hanya orang-orang yang punya uang saja,” tegasnya. [cyn]

Tags: