Poros KMP dan KIH Sudah Tak Relevan

Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia HebatSidoarjo, Bhirawa
Keputusan PAN untuk merapat sebagai partai pendukung pemerintah, karena melihat bahwa dua poros politik yani KMP (Koalisi Merah Putih)  dan KIH ( Koalisi Indonesia Hebat) sudah tidak relevan lagi. Kedua poros ini hanya mengutamakan kepentingan politiknya, Bangsa ini sudah tidak butuh perbedaan lagi, masyarakat butuh bagaiamana Negara ini bisa lepeas dari krisis ekonomi yang masih menggantung di atas langit NKRI.
Pengurus DPP PAN, H Sungkono, di depan ratusan massa yang mengikuti sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara di Tanggulangin, Sabtu malam, menegaskan, pengelompokankubu KMP  dengan KIH mengambil posisi pokoknya berbeda. Apa yang disetujui salah satu kubu, pasti tidaki disetujui kubu lain, begitu pula sebaliknya.
Kubu-kubuan itu cukup saat Pilpres. Setelah itu seluruh kekuatan anak bangsa bersatu untuk membebaskan diri dari keterpurukan ekonomi. “Coba lihat kenaikan dolar, gangguan terhadap ekspor kelapa sawit di mana Indonesia menjadi penghasil kelapa sawit nomor satu dunia. Dan masih banyak hal yang harus dilakukan oleh seluruh kekuatan politik di negeri ini.
PAN yang dalam Pilpres kemarin berada dalam blok KMP,  mulai menggeser aktifitas politiknya menjadi partai pendukung pemerintah. Dukungan ini diberikan melalui sikap kritisnya terhadap pemerintah. Mengurangi kegaduhan politik. “Yang penting kita jangan ribut terus. Itu tidak baik bagi rakyat,” ujarnya. Ia mengambil contoh, setiap hari di media sosial, rakyat selalu disuguhi percekcokan antar anggota dewan.
Dan bahkan sampai detik ini percekcokan itu makin tajam
Tentang Ketua DPR RI, Setya Novanto yang dilaporkan Menteri ESDM, Sudirman Said. Merembet keributan, dan adu argumentasi saling menyudutkan sesama anggota DPR RI. “Pertunjukan seperti ini tidak baik. Ribut-ribut seperti ini tidak diinginkan rakyat,” ujarnya.
Langkah ketua umum DPP PAN, Zulkifli Hasan, sangat tepat untuk berada di posisi pendukung pemerintah dengan berupaya mencari jalan ke luar dari kesulitan yang dihadapi pemerintah. PAN tidak lagi melihat apakah aktifitas politiknya menguntungkan atau merugikan KMP.
“Ini sikap kebangsaan yang lebih memikirkan kondisi bangsa dari pada golongan,” ucapnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya pengetahuan empat pilar kebangsaan yang meliputi Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.Dengan begitu, tidak ada lagi pemaksanaan suatu kehendak, dari kelompok mayoritas kepada kelompok minoritas.”Jika kita sudah berbicara tentang empat pilar ini, maka harus ada aplikasi yang dilakukan dalam kehidupan sehari hari,” ulas Sungkono.
Sedangkan tujuan dari penguatan empat pilar ini, demi menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.”Juga agar kondisi masyarakat tetap kondusif. Dan sosialisasi ini, juga merupakan tanggung jawab kita sebagai anggota MPR RI, untuk menjalankan kegiatan yang dapat dipertanggung jawabkan.  [hds]

Rate this article!