Porsi – Format Sekolah Daring Harus Perhatikan Situasi dan Kondisi Peserta Didik

Jakarta, Bhirawa.
Kabar tentang seorang siswi kelas 2 SMAN 18 di Kabupaten Gowa-Sulawesi Selatan, yang bunuh diri akibat beban berat sekolah daring, telah menyulut kegelisahan masyarakat. 

Ketua DPD RI La Nyalla Matalitti minta, Mendikbud agar porsi dan format belajar daring, memperhatikan Situasi dan Kondisi (Sikon) anak didik. Termasuk perbedaan kondisi daerah.

“Dalam masa pandemi Covid-19 ini, sekolah daring memang menjadi alternatif terbaik. Khususnya untuk melindungi para siswa dari paparan Corona. Hanya saja, tenaga pendidik, juga harus memahami kondisi siswa,” ucap La Nyalla, Jumat (6/11).

Masalah utama, bukan hanya jaringan internet, lanjut La Nyalla.Tetapi juga kemampuan anak didik dalam mengakses peralatan yang diperlukan. Termasuk kuota internet. Sehingga secara akademik, siswa kurang mendapatkan penjelasan secara maksimal.

“Beban ini yang harus dicari solusinya. Sehingga daring bukan hanya berisi tugas. Tetapi juga menyenangkan, hingga beban siswa berkurang. Melalui pendekatan yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi masing masing,” jelas La Nyalla.

Dia berharap, Mendikbud dan stakeholder terkait lainnya, mampu merespon dengan cepat kendala yang terjadi di lapangan. Jangan sampai keluhan dan kendala yang muncul, menjadi berlarut-larut.

Aparat Kepolisian setempat diminta La Nyalla untuk mencari tahu kebenaran, apakah siswi di Gowa yang meng akhiri hidupnya itu, karena beban sekolah daring, atau oleh sebab lainnya.

“Jangan sampai, ada pemberitaan yang simpang siur, mengenai siswi yang bunuh diri ini,” pesan La Nyalla. (ira)

Tags: