Posko Penanganan PMK Desa Sumbergondo Kota Batu Temukan 37 Ternak Bergejala

Petugas di Posko PP PMK di Desa Sumbergondo siap menerima laporan maupun keluhan dari para peternak terkait mewabahnya PMK di desa ini.

Kota Batu,Bhirawa
Posko Penanganan dan Pengendalian (PP) Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Desa Sumbergondo Kota Batu terus melakukan tracing dan pemeriksaan laboratorium (lab) terhadap ternak sapi di Dusun Tegalsari desa setempat yang kedapatan suspect PMK.

Hasil dari pemeriksaan lab sebanyak 25 ternak sapi dinyatakan positif PMK. Kini Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu bekerja sama dengan Muspika Kecamatan Bumiaji mengintensifkan langkah pengendalian.

Langkah pengendalian kini menjadi sangat urgent atau penting agar wabah PMK tidak semakin menyebar dan menulari ternak lainnya. Kepala Dusun (Kasun) Tegalsari, Suwito mengatakan bahwa pihaknya bersama Petugas Lapangan (PL) DPKP yang ada di Posko PP PMK terus melakukan tracing atau menyisir keberadaan wabah PMK yang berpotensi menjangkiti ternak- ternak di Desa Sumbergondo.

“Setelah dilakukan pemeriksaan sejak hari pertama (Minggu, 8/5) hingga saat ini, kita bersama Petugas Posko PP PMK di Sumbergondo mendeteksi ada 37 ternak sapi yang kedapatan memiliki gejala PMK,”ujar Suwito saat ditemui di Posko PP PMK, Kamis (12/5).

Untuk memastikan keterjangkitan terhadap PMK, DPKP bersama perangkat Desa Sumbergondo juga melakukan uji laboratorium terhadap 25 ternak sapi yang diduga suspect PMK. Dan hasilnya ternak- ternak tersebut dinyatakan positif PMK.

Kemudian DPKP membentuk Posko PP PMK di Desa Sumbergondo. Posko ini dibentuk untuk melakukan penanganan sekaligus membuat strategi agar wabah pada hewan ternak ini tidak menular lebih luas lagi. Di posko ini ditempatkan petugas berstatus dokter hewan, dan satu petugas lagi yang siap menampung keluhan dan mengolah data yang diterima dari peternak.

Sebagai langkah penceahan dan pengendalian, petugas posko PP PMK menghimbau kepada para peternak untuk sementara tidak mengeluarkan ternaknya dari kandang.

“Kita menerapkan kebijakan untuk melarang mobilisasi keluar masuk hewan ternak dari dan ke Dusun Tegalsari dan melakukan tracing pembuangan limbah ternak,”ujar Wahyuning Islami SPt, Petugas Posko PP PMK Desa Sumberondo.

Ditambahkan dokter hewan di posko ini, drh Utami bahwa pihaknya jua melakukan penyemprotan disinfektan terhadap ternak dan kandang di desa Sumbergondo. Kemudian posko juga menerapkan aturan bahwa peternak harus melapor jika akan menjual sapinya, menemukan ternaknya sakit atau memiliki gejala seperti PMK.

“Adapun gejala- gelala yang mudah diketahui seperti, ternak tidak mau makan sehingga rumput menjadi basah terkena air liur sapi. Selain itu kaki sering kedapatan mengalami luka bahkan sampai bernanah,”jelas Utami.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu, Ir Sugeng Pramono mengatakan bahwa dari hasil tracing yang dilakukan pada 7 Mei 2022 lalu, dugaan sementara penyakit PMK di Kota Batu ini berasal dari 4 sapi yang dibeli oleh salah satu warga Desa Sumbergondo dari Pacet, Kabupaten Mojokerto.

“Sudah kami lakukan penanganan berupa penyemprotan disinfektan, pemberian vitamin dan penyuntikan anti biotik bagi hewan ternak,” kata Sugeng. Selain itu pihaknya juga melaporkan temuan ini kepada Pemprov Jatim yang ditindaklanjuti dengan turunnya tim dari Balai Besar Veteriner (BBVET) Wates.(nas.gat)

Tags: