Posko Surabaya Peduli Sesama Sasar Sekolah dan Warga Sekitar

3-posko-surabaya-gehSurabaya, Bhirawa
Pemkot Surabaya menyalurkan bantuan di SMP Kartini dan SMK Siang di Jalan Simogunung Barat Tol I. Selain diberikan kepada para siswa, bantuan juga menyasar warga kurang mampu di sekitar sekolah.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Imam Siswandi mengatakan, bantuan untuk warga kurang mampu sebanyak 105 paket, berupa sembako dan pakaian. Sedangkan bagi para pelajar, bantuan yang diberikan berupa buku dan alat tulis sebanyak 150 paket. Tak ketinggalan, sekitar 100 anak yatim di luar sekolah juga mendapatkan bantuan dari pemkot.
Imam mengatakan, bantuan tersebut merupakan sumbangan dari posko Surabaya Peduli Sesama yang digagas pemkot. Posko tersebut secara konsisten menghimpun sumbangan-sumbangan baik dari para karyawan di lingkup pemkot maupun masyarakat umum. “Jika ada bencana di luar kota, kita juga menyalurkan bantuan dari posko Surabaya Peduli Sesama,” ujarnya.
Menurut mantan Kabag Pemerintahan dan Otonomi Daerah ini, penyaluran bantuan dari posko Surabaya Peduli Sesama diagendakan rutin menyasar sejumlah daerah di Surabaya. Daerah-daerah yang akan mendapat intervensi bantuan sudah dipetakan oleh tim lintas dinas di Pemkot Surabaya. “Tentunya daerah yang menjadi prioritas salah satunya dipertimbangkan dari sisi tingkat ekonomi warga,” kata Imam.
Sementara itu, di tengah kesibukannya, Wali Kota Tri Rismaharini meluangkan waktu hadir di SMP Kartini dan SMK Siang. Risma -sapaan Tri Rismaharini- menggunakan kesempatan itu untuk mewanti-wanti para siswa agar tidak terjerumus jerat narkoba.
“Kalau kalian punya masalah jangan lari ke narkoba. Larilah ke saya. Pintu balai kota selalu terbuka untuk kalian. Sebab saya ini ibunya semua anak-anak di Surabaya,” tuturnya.
Risma mengatakan, narkoba dapat menghancurkan masa depan para pelajar. Padahal, saat ini Surabaya sedang menghadapi persaingan era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Para pekerja di Surabaya akan bersaing langsung dengan tenaga kerja dari luar negeri.
Mengutip pernyataan salah seorang pakar ekonomi, Risma menyatakan bahwa saat ini ada 400 juta orang di Tiongkok yang belum mendapat pekerjaan. “Ini tentu tantangan bagi kita. Kalau mereka menyerbu Surabaya bagaimana? Mereka semua itu punya keterampilan dan mau bekerja keras. Kalau kita di sini mentalnya masih lemah, bagaimana kita bisa jadi tuan dan nyonya di negeri sendiri?” ungkap alumnus ITS itu dengan nada penuh motivasi.
Risma berharap, para pelajar Surabaya khususnya yang duduk di bangku sekolah menengah kejuruan bisa lebih fokus pada tujuan. Sebab, hal itulah yang menurut dia mampu menentukan sukses tidaknya seseorang.
Sebelum acara penyaluran bantuan, Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Surabaya memberikan penyuluhan bahaya narkoba bagi para siswa. Kegiatan tersebut diakhiri dengan tes urine secara acak kepada 100 siswa.
Abdul Aziz Afandi, salah seorang siswa SMK Siang mengaku belum pernah menjalani tes urine. Namun demikian, dia memilih menghadapinya secara santai. “Saya biasa saja karena memang tidak merasa menggunakan narkoba,” ujar pelajar kelas 10 jurusan teknik sepeda motor ini. (geh.,dre)

Tags: