Potensi Sastra Sidoarjo Tergantung Gairah Para Penulis

Pembukaan bedah potensi sastra Sidoarjo yang diawali dengan pembacaan puisi. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Hasil diskusi temu sastra Sidoarjo yang bertemakan ‘Bedah Potensi Sastra Sidoarjo’ yang menghadirian para sastrawan yang sudah mumpuni, ternyata Potensi Satra Sidoarjo Tergantung Gairah Para Penulis. Kekuatannya berada di tangan para penulis-penulis Sidoarjo yang sudah cukup banyak.
“Potensi Sastra Sidoarjo itu sebenarnya bergantung dari gairah penulis untuk mengeksplor hal-hal terkait Sidoarjo.Misalkan, soal kehidupan warga yang terus berkembang di Sidoarjo. Hal itu dapat dijadikan sebagai sumber menulis karya sastra,” ungkap salah satu pemateri Ferdi Afrar, pendiri Komunitas Malam Puisi Sidoarjo
Hal tersebut dikuatkan lagi oleh Wina Bojonegoro yang memiliki penerbit di Sidoarjo, bahwa di masa pandemi para penulis justri menjamur di Sidoarjo. “Kelas menulis yang ada dapat memunculkan potensi sastra Sidoarjo itu sendiri. Komite sastra-Dekesda pun dapat menyelenggarakan kelas menulis sastra secara Daring dengan tema Sidoarjo, ” tambahnya, (13/1) kemarin.
Begitu juga dengan Novi Larasati yang mengungkap, bahwa kelas menulis semacam itu sudah dilakukan oleh komunitas menulis yang ada di Sidoarjo. Ketua Umum Forum Lingkar Pena (FLP) Sidoarjo itu menyebutkan banyak nama-nama penulis muda yang potensial untuk menulis sastra. Bahkan karyanya juga sudah dimuat di media massa.
Tak kalah pentingnya, dalam membincang tersebut harus dipikirkan juga pasar dan produk yang akan dihasilkan. “Sidoarjo ini perlu membangun sebuah ekosistem untuk menciptakan pasar bagi karya sastra Sidoarjo. Secara pribadi, sayasudah melakukan hal itu dengan mengumpulkan buku-buku sastra yang berkaitan dengan Sidoarjo,” tegas Iffa Soraiyya pemilik Bait Kata.
Acara Diskusi Bedah Potensi Sastra Sidoarjo diawali dengan pembacaan puisi oleh Fathur Rahman dan Putra Wahyu. Selain itu, acara dimeriahkan dengan musikalisasi puisi dari Komunitas Dapur E-Kreasi, dan dibuka oleh Ketua Umum Dekesda, Ali Aspandi.
Ia berharap, sastra Sidoarjo semakin berkembang. Dekesda sebagai organisasi seni dan budaya akan sangat mendukung kegiatan apapun yang berhubungan dengan sastra. “Kami mendukung penuh kegiatan apapun yang dapat menaikkan citra sastra di Sidoarjo,” tutur Ali, yang dibenarkan Ketua Komite Sastra Dekesda Ribut Wijoto. Kalau pihaknya akan sering mengadakan acara serupa.
Acara diskusi keempat sastrawan telah memberikan gambaran tentang apa dan bagaimana potensi sastra Sidoarjo.Proses diskusi semakin gayeng, karena dipandu moderator Rizky Amalia, sastrawan muda yang juga sebagai guru di SD IT Insan Kamil Sidoarjo, Alumnus Sastra Indonesia-Unesa. [ach]

Tags: