Potret Budi Hartono, Nasib Pria Miskin Asal Kabupaten Situbondo

Budi Hartono alias Beni saat ditemani saudaranya Vivi dikediamannya di Jalan Basuki Rahmad Situbondo. [sawawi/bhirawa].

(Butuh Kaki Kalsu Usai Diamputasi karena Diabetes Kronis)
Situbondo, Bhirawa
Kabupaten Situbondo sebagai salah satu daerah yang ada di Jawa Timur hingga kini masih banyak dihuni warga miskin. Salah satu buktinya dialami Budi Hartono alias Beni (50), warga asal Jalan. Basuki Rahmat RT.001 RW.017, Kelurahan Mimbaan, Kecamatan  Panji, Kabupaten Situbondo.
Lelaki paro baya tersebut kini sangat membutuhkan kaki palsu atau kursi roda. Pasalnya, dibagian kaki kirinya harus diamputasi akibat menderita penyakit diabetes  yang sudah cukup lama diidapnya. Beni yang biasanya dapat mencari nafkah seperti orang pada umumnya, kini terpaksa harus menganggur akibat serangan penyakit mematikan itu.
Pria  beranak satu yang tinggal di rumah saudaranya ini menderita penyakit diabetes kronis selama bertahun tahun. Penyakit yang dideritanya menimpa pada kaki kiri hingga daging dan kulit kakinya melepuh. Akibatnya, kata Beni, tim medis harus melepas sebagian kakinya untuk dipotong (amputasi).
“Saya berharap adanya bantuan kaki palsu maupun kursi roda kepada pihak pemerintah maupun swasta. Dengan adanya kursi roda dan kaki palsu itu, saya bisa beraktivitas lagi tanpa dibantu dengan saudara dan anak,” tutur Beni.
Kerabatg Beni, bernama Vivi menjelaskan, kakaknya terpaksa harus diamputasi dibagian kakinya di RS Jember karena penyakit yang dideritanya tergolong parah dan juga mengalami penyakit komplikasi. Apalagi, kata Vivi, secara ekonomi kondisi keluarga saudaranya itu tergolong miskin. “Untuk biaya rumah sakit dan makan saja kakak saya sangat kesulitan. Tetapi kami masih beruntung karena saat amputansi kaki, kakak saya sudah menjadi peserta BPJS,” terang Vivi.
Masih menurut Vivi, saat ini kakaknya kian miskin dengan anaknya yang masih duduk di bangku SMA di Kabupaten Situbondo. Kondisi memprihatinkan itu semakin menjadi, urai Vivi, sejak ditinggal mati istrinya beberapa tahun silam.
Sehingga lanjutnya, Beni tidak dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. “Jangankan untuk membeli kursi roda atau kaki palsu, untuk kebutuhan makan saja kakak saya banyak dibantu oleh tetangga dekat,” beber Vivi.
Mewakili keluarga Beni, Vivi membuka mata hati kepada masyarakat untuk bisa memberikan bantuan yang dibutuhkan. Sebab, imbuh Vivi, ia bersama saudara dan kolega dekatnya sudah cukup lama memberikan bantuan dan apresiasi bagi kesinambungan hidup Beni. “Ya kalau ada yang terketuk hatinya memberikan bantuan, kami sangat bersyukur. Sehingga dapat meringankan beban yang dibutuhkan Beni,” pungkas Vivi disela mendampingi Beni. [awi]

Tags: