PP Aisyiyah Gelar Pelatihan Paralegal

umm-kota-malangKota Malang, Bhirawa
Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah, menggelar pelatihan paralegal bagi 25 Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) dari 34 provinsi di Indonesia.
Pelatihan bertema “Penguatan Peran Aisyiyah dalam Pendampingan dan Penyelesaian Persoalan Hukum pada Perempuan dan Anak”, digelar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (11/11) hingga Minggu 13/11 kemarin.
Perwakilan dari tiap-tiap Provinsi itu akan dicetak menjadi paralegal, sehingga dapat melakukan pendampingan hukum jika terdapat persoalan terkait pelanggaran hak terhadap perempuan dan anak.
Ketua Majelis Hukum dan HAM (MHH) PP Aisyiyah Dr Atiyatul Ulya MAg mwngutarakan, dalam perjalanan satu abad Aisyiyah, masyarakat sudah banyak mengenal kiprah Aisyiyah, mulai bidang pendidikan, kesehatan, dan panti asuhan.
Adapun dalam ranah hukum, lanjutnya ibu-ibu Aisyiyah sudah melakukan advokasi berupa pendampingan dalam menyelesaikan berbagai persolan keperempuanan yang terjadi di masyarakat. Inilah yang menurut Atiyatul Ulya perlu diperkuat.
“Saat ini Aisyiyah telah memiliki 10 Lembaga Bantuan Hukum (LBH) yang tersebar di seluruh Indonesia. Tiga dari sepuluh LBH ini telah mengantongi akreditasi, yakni LBH Kota Malang, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta. Inilah yang menjadi alasan mengapa kegiatan ini dipusatkan di Malang,”tuturnya.
Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM Prof Dr Enny Nurbaningsih SH MHum, dan Ketua Subkomisi Pengembangan Sistem Pemulihan Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Indri Suparno, menjadi narasumber pada kegiatan tersebut.
Sementara itu, Ketua Umum PP Aisyiyah Dra Hj Siti Noordjannah Djohantini MM MSi mengatakan, pelatihan yang diadakan di UMM ini adalah bentuk sinergi antarpersyarikatan.
“UMM punya tagline Dari Muhammadiyah untuk Bangsa, sehingga bagus ketika UMM berjejaring dengan salah satu organisasi otonom Muhammadiyah, yaitu Aisyiyah,” jelasnya.
Di mata Noordjannah, dengan manusia memiliki rasa kurang, berarti ada tanda-tanda kemajuan dalam dirinya. Sama halnya dengan Aisyiyah, menyikapi kasus-kasus perempuan dan anak yang kerap diberitakan di media saat ini, Noordjannah mengaku Aisyiyah harus bersikap responsif. [mut]

Rate this article!
Tags: